Mataram ( Global FM Lombok)- Berdasarkan arahan Dirjen Direktorat Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam & Ekosistem, hasil koordinasi dengan Pemerintah Provinsi NTB dan Pemerintah Kabupaten serta mempertimbangkan zona resiko Covid-19, diputuskan akan dilakukan pembukaan kembali tahap satu kegiatan wisata alam di Taman Nasional Gunung Rinjani mulai hari Selasa tanggal 7 Juli 2020. Namun demikian pembukaan destinasi wisata ini dengan kuota 30% dari kunjungan normal.
Hal tersebut disampaikan Kepala Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR) Dedy Asriady melalui siaran pers yang diterima Global FM Lombok, Senin (6/07). Ia mengatakan, pembukaan dilakukan pada delapan destinasi wisata non pendakian yang meliputi Otak Kokok Joben (Joben Eco Park), Telaga Biru, Air Terjun Jeruk Manis, Gunung Kukus, Air Terjun Mayung Polak, Sebau, Savana Propok dan Air Terjun Mangku Sakti.
“Untuk tahap I mulai Selasa (7/7) besok, kita buka delapan Destinasi Wisata Alam Non Pendakian dengan kuota 30%,” ujar Dedy.
Adapun kuota kunjungan per hari pada delapan destinasi non pendakian tersebut adalah; Otok Kokok Joben (Joben Eco Park) 227 pengunjung, Air Terjun Jeruk Manis 180 pengunjung, Gunung Kukus 90 pengunjung, Air Terjun Mayung Polak 60 pengunjung, Sebau 22 pengunjung, Telaga Biru 84 pengunjung, Savana Propok 150 pengunjung dan Mangku Sakti 90 pengunjung.
Ia mengatakan, TNGR akan menerapkan protokol Covid-19 yang ketat terhadap para wisatawan mulai pintu masuk, saat di lokasi wisata, maupun saat ke luar pintu Wisata. Wisatawan diwajibkan menggunakan masker, membawa Handsantizer/sabun cair, trash bag, menjaga jarak minimal satu meter, membawa surat keterangan bebas covid-19 (untuk yang dari luar provinsi NTB) atau Bebas Gejala influensa (Influenza-like illness) untuk yang berasal dari pulau Lombok. Jam kunjungan/pelayanan diberlakukan mulai pukul 09.00-15.00 Wita.
“Kita akan memastikan penerapan protokol Covid-19 pada petugas, wisatawan dan penyedia jasa wisata alam serta membatasi jam kunjungan/pelayanan” sambung Dedy.
Adapun lima destinasi wisata pendakian Gunung Rinjani yang melalui Senaru, Torean, Sembalun, Timbanuh dan Aik Berik masih ditutup pada tahap I ini. “Kami masih menutup destinasi pendakian sambil menunggu hasil evaluasi Tim dan arahan dari Pusat serta koordinasi dengan Pemerintah Daerah,” terang Dedy.
Lebih lanjut Balai TN Gunung Rinjani telah membentuk Tim Pengawasan dan Pengendalian Pelaksanaan Reaktivasi Bertahap Untuk Kunjungan Wisata Alam pada Kawasan TN Gunung Rinjani yang akan melakukan evaluasi secara berkala.
TN Gunung Rinjani merupakan bagian UNESCO Global Geopark Rinjani-Lombok dan Cagar Biosfer Rinjani Lombok. Sebagai destinasi wisata alam, kawasan ini menyerap tenaga kerja pada sektor wisata alam sejumlah 1.731 orang pemandu gunung (porter dan guide) dan 129 trekking organizer yang terdampak bencana gempa Lombok di tahun 2018, kebakaran hutan tahun 2019 dan Pandemi Covid-19 tahun 2020.
“Gunung Rinjani dengan statusnya menjadi perhatian nasional dan internasional, karena memiliki daya tarik wisatawan yang cukup besar dan menyediakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat sekitar kawasan. Tapi kawasan ini beberapa kali terdampak bencana,” imbuh Dedy.(ris)
No Comments