Praya (Global FM lombok) – Untuk mempercepat upaya pemberantasan buta aksara di Kabupaten Lombok Tengah (Loteng), Bupati Loteng H.M Suhaili FT telah menandatangni peraturan bupati (Perbup) tentang gerakan pemberantasan buta aksara. Sebagai tindaklanjut dari keluarnya Perbup tersebut, akan dilakukan koordinasi dengan semua SKPD terkait.
“ Untuk buta aksara ini, nanti kita akan rapat koordinasi karena sudah ada peraturan bupati tentang gerakan pemberantasan buta aksara. Kita akan rakor dengan DP3AP2KB, Dinas PMD, Dikes, Disdukcapil, Bappeda kita akan duduk bersama termasuk dengan BPS terkait dengan data. Apa peran masing-masing SKPD untuk pemberantasan buta aksara ini,” kata Kepala Dinas Pendidikan Loteng H. Sumum, M.Pd, Selasa (21/1)
Ia mengatakan, pihaknya belum ingin membuat target berapa penurunan buta aksara di tahun 2020 karena yang terpenting untuk saat ini adalah menyamakan persepsi dengan semua pihak terkait. “Daripada kami buat target sekian namun tidak ada komitmen itu bisa manipulasi,” katanya.
Sumum mengatakan, upaya untuk memberantas buta aksara di Loteng memang akan dipercepat, karena pola-pola konvensional sudah tak bisa lagi diandalkan sepenuhnya lantaran membutuhkan waktu sampai 20 tahun baru buta aksara bisa dientaskan.
Baca Juga : Tuntaskan Kasus Buta Aksara, Pemprov NTB Dorong Buat Program Prestisius
Buta aksara di Loteng berdampak pada angka rata-rata lama belajar di daerah ini yang masih berada di angka 6,9 tahun.” Itu artinya rata-rata baru masuk SMP, kita berharap rata- rata lama sekolah bisa meningkat jadi 7 atau 8 tahun atau sudah tamat SMP,” tambahnhya.
Jika warga yang masih buta aksara diikutsertakan dalam ujian kesetaraan misalnya, maka rata-rata lama belajar di daerah ini juga angkat meningkat dengan sendirinya.
Ada beberapa hal yang dilakukan untuk mempercepat pemberantasan buta aksara ini. Salah satunya dengan melibatkan mahasiswa yang KKN untuk mengajar masyarakat yang masih buta aksara. “Kemarin sampai 400 an mahasiswa kita sudah turunkan yang kerjasama kita dengan IKIP Mataram untuk pemberantasan buta aksara. Kita akan kerjasama dengan Unram juga. Selain itu juga, program keaksaraan fungsional masih dilakukan sampai sekarang,” tambahnya.
Baca Juga : Kasus Buta Aksara di NTB Masih Tinggi, Pemda Dituntut Buat Program Kongkrit
Sebelumnya, Sekretaris Dinas Pendidikan Kabupaten Loteng H.Lalu Muliawan mengatakan, angka buta aksara di Kabupaten Loteng yaitu lebih dari 60 ribu orang atau sekitar 13 persen dari penduduk yang berusia 15 tahun ke atas.
Ia berharap pemerintah desa juga ikut melaksanakan program pengentasan buta aksara melalui dana desa yang jumlahnya cukup besar. Dana desa salah satunya dialokasikan untuk pemberdayaan masyarakat dan salah satu progam pemberdayaan masyarakat adalah dengan memberikan intervensi untuk masyarakat yang masih buta aksara.(ris)
No Comments