BUMD Milik Pemprov NTB Bisa Berperan Serap Produk Pertanian

Global FM
22 Oct 2018 10:25
2 minutes reading

Abdul Hadi

Mataram (Global FM Lombok)- Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) sesunguhnya bisa berperan lebih besar dalam rangka menjaga eksistensi pertanian di NTB, mengingat sektor ini masih menjadi andalan sebagian besar masyarakat. Salah satu kebijakan yang bisa dilakukan yaitu dengan menyerap hasil pertanian. Salah satunya, bawang merah yang kini harganya anjlok di pasaran.

Wakil Ketua DPRD NTB H Abdul Hadi kepada Global FM Lombok mengatakan, sangat memungkinkan BUMD milik Pemprov NTB seperti PT. Gerbang NTB Emas (GNE) membuat unit usaha baru dalam bidang agribisnis untuk menyerap hasil pertanian masyarakat. Nantinya perusda itulah yang akan mendistibusi komoditas hasil pertanian itu kepada perusahaan lain atau daerah lain yang membutuhkan barang tersebut.

Namun gagasan ini tidak mudah, karena PT. GNE perlu dioptimalkan terlebih dahulu sebelum diberikan beban baru. “BUMD kita itu harus disehatkan. Selama ini GNE banyak menjalankan usaha yang sudah banyak dikerjakan oleh masyarakat, seperti pembuatan paving blok, batako dan lainnya. Karena itu perlu membuat terobosan untuk membantu petani,” kata Hadi.

Abdul Hadi mengatakan, anjloknya harga bawang merah ini bisa disebabkan oleh masuknya musim panen raya serta adanya kebijakan impor bawang dari luar negeri. Jika kerugian petani bawang lebih karena masuknya bawang merah impor ini, DPRD NTB meminta agar kebijakan impor tersebut dibatasi jumlahnya.

Agar kasus anjloknya harga bawang merah tidak kembali terulang, ia menyarankan agar jadwal penanaman diatur lebih baik.” Saya mengharapkan Dinas Pertanian NTB maupun kabupaten kota mengatur jadwal penanaman komoditas seperti bawang agar pada saat panen muncul harga yang pas,” kata politisi PKS ini.

Selain itu, upaya lain yang bisa dilakukan pemerintah dengan membuat gudang penyimpanan produk hasil pertanian agar tidak mudah rusak. Tidak hanya komoditas bawang merah, namun komoditas lain seperti cabai, bawang putih dan lainnya bisa disimpan dalam jangka waktu tertentu sambil menunggu harga pasar normal kembali.

Ia mengapresiasi sejumlah komoditas pertanian yang sudah diekspor ke luar negeri seperti bawang merah ini. Namun untuk lebih meningkatkan daya saing, kualitas bawang merah harus ditingkatkan dan memiliki keunggulan dengan komoditas sejenis.

“Kita terus jaga dan tingkatkan kualitas barang sehingga bisa bersaing di pasar global. Dalam waktu yang bersamaan kita kurangi impor, karena produk dalam daerah kan melimpah,” sarannya.

Yang terakhir yaitu dewan mendorong pemerintah daerah merealisasikan program pengelolaan pascapanen. Industrialisasi akan memberikan nilai tambah bagi produk yang dihasilkan. ” Produk turunan pascapanen harus ada, sehingga tidak melulu dijual dalam bentuk mentah,” katanya.(ris)

No Comments

Leave a Reply