Bulog Minta Beras Impor Masuk ke NTB, Gubernur Tolak Keras

Global FM
18 Dec 2015 18:05
2 minutes reading
Beras yang disimpan di gudang Bulog NTB

Beras yang disimpan di gudang Bulog NTB

Mataram (Global FM Lombok)-Gubernur NTB TGH.M.Zainul Majdi mengaku telah menerima surat dari Perum Bulog Divre NTB terkait dengan permintaan untuk mendukung masuknya beras impor ke daerah ini. Permintaan tersebut langsung ditolak oleh gubernur. Penolakan itu disampaikan mengingat provinsi NTB merupakan salah satu daerah penghasil beras dan juga menjadi lumbung pangan nasional. Sehingga menurutnya tidak ada alasan untuk menerima masuknya beras impor ke daerah ini.

Hal itu ditegaskan gubernur NTB TGH.M. Zainul Majdi kepada Global FM Lombok,di Mataram. Ia mengatakan, jika alasan Bulog memasukkan beras impor ke daerah untuk mengamankan stok beras dalam daerah, menurutnya itu kurang masuk akal. Pasalnya, jika Bulog mampu menyerap gabah petani di daerah ini dengan maksimal, maka ketersediaan beras bahkan lebih dari cukup dengan hasil produksi lokal daerah ini.

“ Jika produksi lokal kita diserap oleh Bulog dengan baik, stok kita pasti aman. Jadi jangan Bulog tidak mau atau mempersulit penyerapan lokal sehingga kemudian beras kita di antar pulaukan seakan-akan kita disini kita ada kelangkaan dan sebagainya kemudian dijadikan sebagai jalan untuk masukkan beras impor, saya pikir itu tidak baik sehingga kita tetap menolak sampai sekarang’, tegasnya.

Berdasarkan data dari Badan Ketahanan Pangan (BKP) NTB, stok beras di daerah ini masih cukup untuk memenuhi kebutuhan empat bulan ke depan. Itu pun, belum termasuk dengan potensi beras yang masih belum dipanen. Stok beras, masih tersedia sekitar 174 ribu ton dengan konsumsi per bulannya antara 40 sampai 47 ribu ton. Ia mengatakan, pada tahun 2015 target produksi beras di NTB sebanyak 3 juta ton gabah kering giling. Dari total itu, untuk konsumsi masyarakat dan untuk wisatawan yang datang ke NTB diperkirakan mencapai 568 ribu ton lebih per tahun. Itu artrinya, ada surplus sekitar 700 ribu ton. Akan tetapi, tahun 2015 ini terjadi arus keluar beras yang sangat tinggi yang mencapai 500 ribu ton. (irs)-

 

No Comments

Leave a Reply