Mataram (Global FM Lombok)- Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Mataram mencatat sepanjang Tahun 2018, Indonesia diguncang 11.577 gempa bumi. Dimana sebanyak 3.699 gempa bumi terjadi di NTB, terutama di Pulau Lombok. Artinya hampir 30 persen dari jumlah gempa bumi di Indonesia itu terjadi di wilayah NTB.
Kepala BMKG Mataram Agus Riyanto kepada Global FM Lombok, Rabu (2/1) mengatakan, berdasarkan hasil rekapitulasi data gempa bumi tahun 2018 per 31 Desember, jumlah gempa bumi dirasakan di wilayah NTB sebanyak 215 gempa.Jumlah peristiwa gempa yang sangat banyak itu utamanya terjadi pada Juli-Agustus lalu. Peritiwa gempa beruntun di NTB disebut sebagai peristiwa yang sangat langka di bumi ini.
“Sampai 31 Desember kemarin, kita sudah mencatat ada 3.699 gempa bumi, tentunya jumlah gempa ini signifikan sekali. Hampir 3 kali lipat dari tahun lalu, dan itu juga 30 persen dari jumlah gempa se Indonesia yang 11 ribu sekian itu. Utamanya disebabkan oleh peristiwa gempa yang terjadi pada Juli-Agustus lalu, peristiwa itu peristiwa yang sangat langka terjadi di bumi,” kata Agus Riyanto.
Agus Riyanto mengatakan, dari rentetan peristiwa gempa tersebut, gempa yang paling besar terjadi tanggal 5 Agustus lalu dengan magnituto 7,0. Bahkan kala itu, tsunami kecil sempat terjadi di sejumlah pantai dengan ketinggian kurang dari 50 cm. Akibat gempa yang terjadi selama Juli-Agustus lalu di NTB, sebanyak 564 jiwa meninggal dunia dan 216 ribu rumah rusak yang tersebar di tujuh kabupaten kota.
Agus Riyanto mengatakan, potensi gempa di wilayah NTB tahun 2019 tetap ada karena daerah ini diapit oleh dua generator sumber gempa bumi yaitu zona pertemuan Lempeng Indo Australia dengan lempeng Eurasia di sebelah selatan atau yang sering disebut zona subduksi. Sementara generator kedua adalah Sesar Naik Belakang Busur Flores di arah utara NTB. Meski potensi tetap ada, namun kapan dan kekuatan gempa belum bisa diprediksi.(ris)
No Comments