Mataram (Global FM Lombok)-Kampanye hitam atau black campaign menjelang pelaksanaan pemilu presiden (pilpres) kerap bermunculan. Namun sebagian besar kampanye hitam dilan
carkan melalui dunia maya seperti melalui media sosial. Untuk mencegah timbulnya friksi dan konflik di tingkat bawah akibat kampanye hitam itu, Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) NTB akan memaksimalkan pengawasan.
Ketua Divisi Pengawasan dan Penindakan Bawaslu NTB Bambang Karyono kepada Global FM Lombok Rabu (4/6) mengatakan, kampanye hitam bisa mempengaruhi situasi sosial. Sebelum konflik terjadi, Bawaslu bersama dengan pemerintah daerah dan aparat keamanan akan melakukan aksi-aksi yang bersifat pencegahan.
“Black campaign masih didominasi di dunia maya ya. Kami melihat juga peperangan wacana ya kemudian menjurus dan terkesan mengada-ada, walaupun itu bak ada gayung bersambut dari wacana yang berkembang di tingkat nasional, tetapi itu digeneralisir menjadi konteks kedaerahan. Karena itu kami akan maksimalkan pengawasan” katanya.
Bambang Karyono mengatakan, pihak-pihak yang tidak ingin membuat aman pelaksanaan Pilpres akan cukup mudah melancarkan kampanye hitam karena ada dua kandidat yang akan bertarung. Jika aksi saling mencurigai antar pendukung capres-cawapres terjadi, maka potensi konflik akan semakin kuat.
Menurutnya, Bawaslu bekerjasama dengan Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) dalam memantau lembaga penyiaran yang tidak netral dalam memberitakan Pilpres. Lembaga Penyiaran juga harus mentaati UU Pers dan P3SPS.(ris)
No Comments