Mataram (Global FM Lombok)- Kota Bima dan Kabupaten Bima serta Kabupaten Sumbawa diterjang banjir, Rabu (21/12) kemarin. Data dampak banjir masih simpang siur. Hanya saja diperoleh informasi sementara, banjir di Kabupaten Bima menyebabkan lima rumah hanyut, 25 rumah rusak parah dan tiga unit rusak sedang. Belum terhitung di dua kabupaten kota itu, jumlah rumah yang terendam. Satu jembatan (jalan) provinsi di jalur Kota Bima ke Wawo putus. Yang lebih memprihatinkan, logistik untuk membantu korban banjir dalam keadaan kosong.
‘’Kami belum dapat informasi korban jiwa. Tapi untuk verifikasi dampak banjir, saya sudah kirim tiga orang TRC ke Bima siang tadi (kemarin),” kata Kepala BPBD NTB, H.Muhammad Rum Rabu (21/12).
Ketinggian air diketahui mencapai dua meter di wilayah Lewirato, Sadia, Jati Wangi, Melayu, Pena Na’e. Seluruh wilayah ini berada di Kota Bima. Dampak banjir juga menyebabkan jalan di Kelurahan Raba Kodo putus. Ruas ini berstatus jalan negara, penghubung Kota Bima dengan Kabupaten Bima. Jalan ini menghubungkan Kota Bima dengan sejumlah kecamatan lain di Sape, Wawo dan Lambu. Bahkan satu satunya akses ke Provinsi NTT. “Sehingga statusnya disebut jalan negara,” kata Rum.
Selain terus mengamati perkembangan bencana banjir bandang itu, pihaknya juga memonintor kondisi warga khususnya mereka yang mengungsi. Posko sejak awal memang sudah disiapkan di Kota dan Kabupaten Bima untuk menampung pengungsi. Namun sejauh ini belum ada warga yang dievakuasi ke sana, karena memilih ke rumah keluarga dan rumah warga di kelurahan yang aman dari sapuan banjir. Selain itu dia mendapat kabar dari tim yang turun, tidak ada logistik tersedia.
‘’Kami dapat kabar, logistik tidak tersedia di BPBD setempat. Ini yang harus segera,’’ katanya. Terdata di pihaknya, warga di sejumlah kelurahan yang diterjang banjir di Kota Bima dievakuasi di rumah rumah warga yang lebih aman. ‘’Mereka mengungsi di rumah keluarga atau kelurahan lain yang lebih aman, meski sudah kita siapkan poskonya,” kata Rum. Bantuan yang disiapkan dan didroping ke lokasi banjir, berupa selimut, makanan siap saji, family kit. Pihaknya juga meminta Bank NTB melalui dana CSR untuk terlibat membantu masyarakat.
Pertolongan dan evakuasi terus dilakukan, selain melibatkan pemerintah juga relawan, TNI Polri, Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC). “Kami bersama sejumlah relawan lain masih berupaya melakukan evakuasi dan pengobatan bagi warga yang luka-luka,” jelasnya. Sementara kebutuhan mendesak yang harus terpenuhi adalah perahu evakuasi, tenda darurat, selimut, air bersih, makanan, obat – obatan, serta pakaian.
Sementara itu, Kepala Dinas Sosial Kependudukan dan Catatan Sipil (Disodukcapil) NTB, H. Ahsanul Khalik, S.Sos mengatakan Pemprov NTB melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) telah mengirim satu truk logistik ke Bima. Selain itu, Pemprov juga sudah menyiapkan sebanyak 21 ton beras yang sewaktu-waktu dapat dikeluarkan jika dibutuhkan.
“Beras itu bisa kita dikeluarkan setiap saat. Sekarang kita menunggu kondisi terakhir di sana. Yang jelas kita akan segera distribusikan. Karena kondisinya semua perkantoran di Bima kabarnya terendam juga,” kata Khalik dikonfirmasi Suara NTB, Rabu (21/12) petang.
Mengenai kondisi di Bima saat ini, Khalik mengatakan belum mendapatkan informasi terbaru sampai pukul 19.30 Wita. Ia mengatakan pada pukul 15.00 Wita, sempat memerintahkan Tagana yang ada di Bima untuk mengevakuasi masyarakat yang berada di bantaran sungai.
“Setelah itu kehilangan kontak kita dengan Kepala Dinas Sosial Kabupaten dan Kota Bima, Tagana juga, teman-teman yang ada nomornya hilang kontak kita,”ungkapnya. Seingga, data jumlah masyarakat yang dievakuasi akibat banjir itu maish diperoleh. Namun, ia memastikan untuk kesiapan logistik dan beras tinggal didistribusikan.
Kasi Kedaruratan BPBD NTB Agung Pramuja menambahkan, banjir juga menerjang Sumbawa. Kejadiannya di Kecamatan Unter Iwis Sumbawa Besar. Kejadian pukul 03.00. “Dari kejadian banjir di Sumbawa, satu rumah rusak berat, satu rumah rusak sedang dua unit jembatan Desa Unter Kreke tergerus hampir putus,” jelas Agung. Ada 120 kepala keluarga dan 610 jiwa yang terdampak banjir. Selain itu 63 hektar sawah terancam gagal panen.
Laporan sementara untuk Kabupaten Bima, ada 25 rumah rusak berat di desa Maria Utara, lima rumah hanyut, tiga rumah rusak sedang di Desa Kambilo. Sementara masyarakat yang dievakuasi sebanyak 50 orang di Paruga To ‘i. laporan masuk juga satu unit jembatan provinsi putus. (ars/nas)
No Comments