Biar Lebih Untung, Petani Porang akan Jual Produk Setengah Jadi

Global FM
1 Aug 2021 19:41
3 minutes reading
Petani di Loteng banyak yang memilih komoditas porang karena minim risiko dan keuntungan yang cukup bagus.(ist)

Mataram (Global FM Lombok)- TANAMAN porang semakin diminati oleh banyak petani di NTB. Komoditas ini disenangi karena minim risiko dan keuntungan yang cukup besar. Selama ini petani menjual porang dalam bentuk umbi basah. Namun agar petani lebih banyak meraup untung, penjualan berupa produk setengah jadi seperti dalam bentuk chip atau tepung harus dilakukan.

“Biasanya porang basah yang kita jual. Rencananya nanti, kita akan produksi sendiri dulu sebelum dijual berupa chip atau tepung. Karena nilai jualnya lebih tinggi,” kata Ketua DPC Petani Penggiat Porang Nusantara (P3N) Lombok Tengah (Loteng) Zultiadi kepada Global FM Lombok akhir pekan kemarin.

Ia mengatakan, pasar porang yang ditanam oleh petani di NTB sebenarnya masih tetap terbuka. Hanya saja lantaran panen porang dilakukan secara serentak membuat perusahaan tak mampu mengolah semuanya karena overload.

“Makanya perusahaan minta agar panen porang sebaiknya digilir agar pabrik tidak overload,” katanya.

Zultiadi mengatakan, kedepannya di Loteng akan dibangun pabrik pengolah porang untuk menampung hasil panen petani. Pabrik pengolah porang juga dimaksudkan agar ada nilai tambah bagi petani itu sendiri. Sebagai gambaran, di wilayah Loteng sendiri ada sekitar 100 petani yang menggeluti komoditas porang. Biasanya komoditas ini ditanam di kawasan kebun dan tegakan hutan.

“Kita kebanyakan tanam di lahan tegakan hutan, karena porang cocoknya di sana,” terangnya.

Adapun soal harga jual pasca-panen, Zultiadi menerangkan harga porang dalam bentuk umbi basah saat ini antara Rp6 500 – 7000 per Kg. “Sebelum bulan puasa kemarin sempat naik sampai Rp 8000 per Kg, namun pabriknya kan masih belum banyak,” tuturnya. Sementara produk dalm bentuk chip kering matahari harganya antara Rp 45- 50 ribu, sementara kering oven harganya antara Rp 50-55 ribu per kg.

Soal keuntungan menanam porang, ia memberi gambaran bahwa dalam satu hektar lahan, estimasi hasil budidaya porang dari benih umbi dalam kurun waktu 6 bulan yaitu Rp 75,6 juta. “Kemarin ada yang ambil bibit umbi 200 Kg dengan harga 6 juta, itu modal beli bibit. Setelah panen di lahan kurang dari satu hektar kita beli dengan harga 22 juta,” kata Zultiadi memberi penjelasan.

Untuk penanaman porang tahun ini, P3N Loteng memiliki tiga tempat pembibitan. Pertama di Desa Sukadana Kecamatan Pujut. Selanjutnya di Pondok Pesantren Nurul Qolbi Desa Setanggor Kecamatan Praya Barat dan di Desa Batu Jangkih Kecamatan Praya Barat Daya. Saat ini sebanyak 77 petani porang di Loteng diberi kepercayaan oleh BNI untuk mengambil program KUR. Para petani optimis komoditas ini akan memiliki prospek yang bagus ke depannya.(ris)

No Comments

Leave a Reply