Mataram (Global FM Lombok)-
Dalam rangka mendukung diversifikasi sumber pertumbuhan ekonomi baru, pengembangan quality tourism serta mendorong investasi, Bank Indonesia Provinsi NTB bersinergi dengan Bank Indonesia Provinsi Bali, Bank Indonesia Provinsi NTT, dan Pemda BaliNusra serta kementerian terkait dalam event Bali Jagadhita ke-5.
Bali Jagadhita sendiri merupakan kegiatan Strategic Flagship Event yang bertujuan mempromosikan produk-produk UMKM agar naik kelas dan memperluas pasar baik di dalam maupun luar negeri, mendorong investasi yang berkualitas, dan mendukung pariwisata berkualitas sebagai bagian dari Gerakan Bangga Berwisata Indonesia.
Bali Jagadhita mencoba konsep baru pada pelaksanaannya di Tahun 2024, dengan berkolaborasi bersama Bank Indonesia NTB dan NTT. Mengangkat tema Trade, Investation, and Tourism : Guna Gina Wisata Bali Hita, rangkaian kegiatan Bali Jagadhita tahun ini tidak hanya mencakup promosi perdagangan, namun juga mencakup promosi investasi dan pariwisata. Event yang dihadiri langsung oleh 30 calon investor dari 14 negara ini diselenggarakan selama empat hari pada tanggal 10 -13 Juni 2024 di Provinsi Bali.
Event ini memiliki fungsi mempercepat pertumbuhan ekonomi melalui promosi investasi, perdagangan, dan pariwisata yang synergized, targetted dan outcome oriented, Regional Investment Relation Unit (RIRU) NTB yang lebih dikenal dengan Tim Promosi Ekonomi Daerah (TPED) NTB hadir mempromosikan 6 Project Investasi Clean and Clear, yang di antaranya:
Khusus Project Investasi Clean and Clear , Provinsi NTB berhasil menarik banyak calon investor dengan rincian:
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi NTB, Berry Arifsyah Harahap menjelaskan bahwa event ini adalah peluang besar untuk mendorong pertumbuhan ekonomi NTB, melalui investasi, perdagangan dan sektor pariwisata berdasar keunggulan yang dimiliki NTB.
“Banyak calon investor yang nantinya akan berkunjung ke lokasi-lokasi project untuk memastikan kesiapan lokasi berdasarkan dokumen kajian dan feasibility study yang telah dipersiapkan,”kata Berry Arifsyah Harahap.
Dari sisi perdagangan, BI NTB mengikutsertakan perwakilan UMKM, di antaranya adalah produk Fashion (Concha (Mutiara), Waidah Lombok (Mutiara), dan Mawar Ketak (Tas)); produk Wastra (Tenun Sangkabira, Mawar Tenun, Pinalo, Erina Gallery (RTW), Sofizia (RTW), Nalani (RTW); dan produk Food and Beverage (Sate Rembiga, Zunafood, Bait, Yant Sorghum, Songgajah, Kopi Punik).
Selama penyelenggaraan showcasing UMKM Balijagadhita, produk UMKM BI NTB ramai dikunjungi hingga meraup penjualan yang melebihi target. UMKM Pinalo juga turut serta dalam sesi fashion show dengan konsep desain baju tenun karya desainer lokal Lombok yang telah mendapat coaching clinic dari Desainer Nasional di Bali (Deden Siswanto & Ali Kharisma).
Keikutsertaan UMKM dalam kegiatan showcasing tidak hanya membantu dalam kegiatan promosi langsung dengan end customer namun juga membantu UMKM mendapat peluang pasar Bisnis to Business to Business (B2B), yaitu Business Matching UMKM Zunafood, Bait, dan Sate Rembiga dengan Pasar Retail di Bali Bintang Supermarket Bali dengan supply produk Minyak Kelapa, aneka olahan cabai Zunafood; produk Bait dan Sate Rembiga.
Tidak hanya Investasi dan UMKM daerah, kegiatan promosi juga dilakukan pada sektor pariwisata yang dibalut dalam acara The 10th Bali & Beyond Travel Fair (BBTF) pada Rabu-Jumat, 12-14 Juni 2024. Kegiatan ini dihadiri oleh Menteri Menparekraf (Salahudin Sandiaga Uno), Wakil Menteri Luar Negeri RI (Pahala Nugraha Mansury), Ketua DPD Asita Bali (Putu Winastra), Profesor dan Tourism Expert Universitas Udayana (Ida Pandita). Turut hadir juga Deputi Bidang Pengembangan Produk dan Pengelolaan Event Kemenparekraf (Vinsensius Jamadu), General Manager Angkasa Pura Bali (Hanry Heryudigitiawan), Kepala Bidang Pemasaran Pariwisata Prov. Bali (Ida Ayu Indah Yustikarini) serta buyers dan sellers domestik dan mancanegara.
Melalui kolaborasi antara BI NTB dan ASITA NTB, minat buyer terhadap sektor pariwisata NTB cukup tinggi. Hal tersebut dibuktikan dengan nilai transaksi trade deal sebesar Rp3,5 M (versi quick count), nilai ini diyakini akan terus bertambah seiring dengan minat buyer yang terus meningkat. Tentunya hal ini akan menjadi peluang besar untuk memperkenalkan dan mempromosikan pariwisata serta mendorong pertumbuhan ekonomi daerah di NTB. (ris/r)
No Comments