Bertani dengan Cara Modern, BI dan Pemda Lotim Mulai Coba Digital Farming di Klaster Cabai

Global FM
23 Nov 2021 17:14
3 minutes reading
BI NTB dan Pemda Lotim mulai mencoba proyek percontohan digital farming di klaster cabai

Selong (Global FM Lombok)- Melakukan aktivitas pertanian dengan menggunakan sarana teknologi merupakan salah satu ciri pertanian modern. Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi NTB bersama dengan Pemerintah Kabupaten Lombok Timur (Lotim) mulai melaksanakan proyek percontohan digital farming di klaster cabai binaan. Yaitu kelompok tani Orong Balak di Desa Kerongkong, Kecamatan Suralaga, Kabupaten Lotim.

Deputi Kepala Perwakilan BI NTB, Achmad Fauzi, Selasa (23/11) mengatakan bahwa pilot project digital farming di kelompok tani cabai ini merupakan salah satu wujud program yang dilakukan dalam rangka mencapai dan memelihara kestabilan nilai Rupiah melalui pengendalian inflasi yang rendah dan stabil, khususnya kelompok volatile food. Selain itu program ini juga dilakukan untuk mendukung program pemerintah daerah dalam melakukan pemberdayaan UMKM.

Bupati Lombok Timur H.M Sukiman Azmi dalam sambutannya mengatakan sektor pertanian tidak bisa dipisahkan dengan kehidupan masyarakat Lombok Timur, karena sebagian besar masyarakat kita sampai saat ini masih menggantungkan mata pencaharian pada sektor pertanian. Namun bertambahnya jumlah penduduk, sementara di sisi lain ketersediaan lahan pertanian semakin sempit atau berkurang sebagai konsekuensi kebutuhan pembangunan infrastruktur, industri maupun permukiman masyarakat. Sehingga kondisi ini mesti mendapat solusi yang tepat, agar masyarakat tidak sampai kehilangan kesempatan berusaha melalui bidang pertanian.

“Selain menghadapi tantangan lahan pertanian yang semakin sempit, kita juga dihadapkan dengan anomali cuaca, SDM petani yang mempertahankan sistem tanam konvensional, serangan hama penyakit tanaman yang mengancam panen, harga obat-batan dan pupuk yang mahal.  Ketika sukses panen pun, petani kita masih berhadapan dengan kesulitan memasarkan hasil pertaniannya dengan keuntungan yang layak,” katanya.

Bupati  mengapresiasi Penerapan Pilot Project Digital Farming ini dan diharapkan dapat mewujudkan akselerasi kemajuan di sektor pertanian, hingga dapat sejajar dengan pertanian daerah-daerah yang sudah maju lainnya. “Hal ini sekaligus membuka lapangan kerja dan lapangan berusaha baru bagi masyarakat kita. Untuk itu Saya minta kepada Kelompok Tani Orong Balak yang menjadi sasaran pilot project ini agar dengan tekun memperhatikan dan mengikuti instruksi dan petunjuk yang diberikan, baik dalam penggunaan peralatan digital maupun manajemen pertanian mulai dari perencanaan, pelaksanaan, hingga pemasaran hasil yang hampir seluruhnya berbasis teknologi digital,” ujarnya.

Program ini merupakan program kedua yang dilaksanakan di kelompok tani Orong Balak Setelah sebelumnya KPwBI NTB bersama Pemda Lombok Timur meresmikan program demplot pertanian total organik, dengan metode integrated farming (teknologi MA-11).

Untuk project Digital Farming ini, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi NTB bekerja sama dengan PT. Mitra Sejahtera Membangun Bangsa (MSMB) yang sudah berpengalaman dalam memberikan pendampingan penerapan digital farming kepada petani.

Program yang akan diaplikasikan di klaster cabai Orong Balak adalah teknologi sensor tanah dan cuaca yang dikontrol melalui aplikasi Ritx Bertani. Sensor tanah dan cuaca berfungsi sebagai alat monitoring kondisi tanah dan cuaca pada area tertentu dengan menggunakan teknologi IoT (internet of things), data yang diambil langsung dikirimkan ke server secara periodik dengan jangka waktu tertentu, kemudian diolah dan diintegrasikan smartphone atau PC web browser.

Beberapa manfaat yang diperoleh dari penggunakan aplikasi ini adalah (1) prediksi cuaca yang akurat, sehingga petani dapat menentukan jadwal tanam, mengukur kebutuhan air, dan menentukan komoditas terbaik yang akan dibudidayakan; (2) sebagai peringatan dini, melalui notifikasi kondisi terkini terkait tanah dan cuaca. Dari peringatan dini ini akan muncul rekomendasi tentang apa yang harus dilakukan oleh petani untuk meminimalisir risiko; dan (3) menentukan kondisi tanah, sehingga petani dapat menentukan teknik budidaya yang tepat dan mengontrol penggunaan saprodi atau saprotan yang tepat.

Untuk memastikan keberhasilan program digital farming ini, kelompok tani Orong Balak akan dimonitor oleh PT. MSMB selama 1 tahun terhitung sejak 23 November 2021. Dalam pelaksanaannya KPwBI NTB senantiasa akan melakukan koordinasi dan sinergi dengan Pemerintah Kabupaten Lombok Timur maupun pihak terkait lainnya dalam mengawal serta melaksanakan program pengembangan.(ris/r)

No Comments

Leave a Reply