Mataram (Global FM lombok)- SEJAUH ini petani di NTB masih sangat bergantung kepada para tengkulak dalam memasarkan hasil produksi pertaniannya. Kerjasama semacam ini sudah berjalan sangat lama seiring dengan konsep saling membutuhkan.
Namun keterlibatan tengkulak yang terlalu besar terhadap mata rantai penjualan produk justru sering tidak menguntungkan petani yang menjadi produsen produk. Karena petani sering mendapat untung yang tak besar atau bahkan sering rugi meskipun harga sedang bagus di pasaran.
Anggota Komisi II Bidang Pertanian DPRD NTB Dr. TGH. Hazmi Hamzar kepada Ekbis NTB mengatakan, pemerintah sangat perlu menjembatani antara petani dengan pasar. Karena pola ini akan sangat membantu petani dalam memasarkan hasil produksinya dengan harga yang lebih bagus.
“Pemerintah harus mampu menjembatani kepentingan petani dengan pasar. Bagaimana kita menyalahkan tengkulak, karena petani juga selama ini kerjasama dengan tengkulak,” Hazmi.
Hazmi menegaskan, yang menjadi persoalan selama ini adalah jalur distribusi barang. Peran pemerintah yaitu memotong jalur distribusi penjualan produk pertanian. Ini harus dilakukan agar harga di pasaran tidak terlalu diatur oleh para tengkulak.
Harus diakui, para tengkulak sangat jeli memperhatikan permintaan dan stok produk di pasaran. Begitu juga terkait dengan informasi turun naikknya harga barang, mereka memahaminya dengan baik sehingga harga diatur sesuai dengan kondisi.
Karena itulah, semestinya pemerintah harus lebih hebat daripada tengkulak. Ketika harga barang naik, pemerintah diharapkan segera memberikan informasi kepada masyarakat melalui media massa atau melalui lembaga pemerintahan di bawah. “Sehingga petani tidak blank. Setelah dia jual baru dia tahu harga produk yang dia jual ternyata mahal di pasaran” katanya.
Menurutnya, seluruh kelompok tani yang ada di Provinsi NTB harus diberikan pembinaan dari pemerintah. Inilah salah satu tugas dari pendamping desa yang memahami teknologi informasi. Perubahan harga komoditas barang kebutuhan bisa disampaikan melalui kantor desa.
“Saya yang mengerti informasi harga, saya sering mengerem jamaah saya, jangan jual dulu barangnya, tahan dulu sampai harga mulai naik. Itu jurus untuk mendapatkan untung yang lebih besar,” katanya.
Petani diminta memahami informasi harga untuk menciptakan kemandirian. Karena masyarakat sering menjadi korban lantaran tak memahami dengan baik informasi penjualan yang terus berubah setiap saat.
Menurutnya, peraturan pemerintah terkait harga pembelian terendah untuk komoditas tertentu sangat penting ada. Aturan ini untuk melindungi petani dari kerugian. Regulasi seperti itu sebagai pengaman agar peran tengkulak tidak terlalu besar di dalam mata rantai penjualan.“Bisa juga pemerintah membina para tengkulak ini. Tujuannya agar pemerintah bisa melakukan pengawasan terhadap aktifitas mereka,” tambahnya.
Hazmi menekankan pentingnya kehadiran pemerintah dalam menjembatani petani dan pasar lantaran keuntungan yang diraih oleh tengkulak di NTB sangat tinggi. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) NTB, keuntungan yang didapatkan oleh tengkulak bawang merah misalnya salah satu yang tertinggi secara nasional yaitu mencapai 87 persen, sementara keuntungan tengkulak di pertanian cabai mencapai 44 persen. “ Jika peran tengkulak ini dibatasi atau diatur, maka keuntungan penjualan pertanian itu akan lebih banyak ke petani sebagai produsen,” tutupnya.(ris)
No Comments