Mataram ( Global FM Lombok)- Bencana gempa bumi yang melanda Provinsi NTB sejak akhir Juli lalu berpengaruh terhadap perekonomian di daerah ini. Gempa bumi berdampak terhadap sejumlah sektor, seperti pariwisata, pertanian, perikanan, UMKM dan lainnya. Di akhir Desember 2018 nanti, BI Perwakilan NTB memproyeksikan pertumbuhan ekonomi NTB akan mengalami kontraksi sekitar minus 4 hingga minus 5 persen.
Kepala Bank Indonesia Perwakilan NTB Achris Sarwani di Mataram, Selasa ( 4/9) mengatakan, meskipun Provinsi NTB sedang terdampak bencana alam, namun optimisme untuk kembali bangkit tetap tinggi. Misalnya di sektor pariwisata masih banyak destinasi yang tidak terpengaruh gempa bumi seperti di KEK Mandalika Lombok. Begitu juga sektor pertanian masih produktif di banyak tempat sehingga mampu menopang ekonomi masyarakat.
“ Sekarang kita berharap dengan optimisme tadi, kontraksi tidak dalam dalam amat, itu yang kita harapkan. Kita berharap sampai dengan akhir tahun kontraksinya tidak sampai minus 8 atau minus 10, namun minusnya 4 sampai minus 5 persen dengan optimsme tadi,” kata Achris Sarwani, Selasa (4/9)
Ia mengatakan, saat ini Provinsi NTB sedang dalam masa recovery. Semua sektor berupaya dibangkitkan lagi untuk memulihkan ekonomi masyarakat. Uang yang berputar di masa recovery ini juga tidak sedikit. BI mencatat, dana sekitar Rp 4 triliun dari APBN akan dibelanjakan di NTB sehingga mampu memulihkan roda perekonomian di daerah ini. Untuk diketahui, pertumbuhan ekonomi NTB tahun 2017 sebesar 0,11 persen.(ris)
No Comments