Mataram (Global FM Lombok)- Belum genap sebulan, kasus DBD di NTB sudah mencapai 264 kasus. Daerah tertinggi kasus DBD nya adalah Kabupaten Lombok Timur (Lotim) mencapai 106 kasus. Selanjutnya adalah Kabupaten Sumbawa sebanyak 48 kasus dan kota Mataram sebanyak 40 kasus. Lonjakan kasus DBD ini terjadi pada pekan kedua pada bulan Januari karena merupakan sisa dari kasus tahun 2016.
Hal itu dikatakan Kepala Dinas Kesehatan NTB, Nurhandini Eka Dewi di kantor gubernur NTB, Kamis (26/1). Meski demikian, ia menilai bahwa belum diperlukan status Kejadian Luar Biasa (KLB) untuk mengatasinya. Pasalnya, di tahun lalu angka kasus DBD ini bahkan cukup tinggi mencapai 3000 an kasus. Adapun untuk puncak DBD ini lanjutnya adalah pada bulan Februari hingga Maret mendatang. Sehingga masyarakat diminta untuk meningkatkan kewaspadaan dini terhadap DBD. Pasalnya, pada bulan-bulan tersebut kondisi cuaca diprediksi tidak menentu.
” Sudah di angka 200 an minggu ketiga. Tertinggi di Lombok Timur. Semua itu naik di minggu ketiga sisa-sisa 2016. Minggu ke tiga sudah mulai turun,yang meninggal nol,”ujarnya
Ia mengatakan, satu-satunya cara tercepat untuk mengatasi DBD ini adalah dengan menjaga kebersihan lingkungan khususnya di rumah. Sehingga terhindar dari jentik nyamuk.
Disebutkan Eka, sebanyak 50 persen nyamuk di pulau Lombok ini memang sudah resisten atau kebal terhadap fogging atau pengasapan. Karena itulah, perlu langkah jitu untuk mengatasi penyakit mematikan ini. Sekarang ini, sejumlah daerah di NTB yang kasus DBD nya cukup tinggi seperti Lombok Timur, Sumbawa dan Kota Mataram sudah dibagikan biolarvasida. Biolarpasida ini adalah zat pembunuh jentik nyamuk yang dinilai lebih ampuh dibandingkan dengan bubuk abate. Adapun bubuk abate masih digunakan oleh rumah tangga sebelum seluruh daerah mendapatkan cairan biolarvasida. (dha)-
No Comments