Mataram (Global FM Lombok)- Perum Bulog Divre NTB mengakui hingga saat ini pembelian gabah atau beras petani di daerah ini masih rendah. Realisasi pengadaan Bulog sampai dengan bulan Oktober ini baru mencapai 146 ribu ton atau 69 persen dari target 211 ribu ton lebih setara beras.
Kepala Bulog Divre NTB M Sugit Tedjo Mulyono dalam keterangannya Kamis (8/10) mengatakan, pihaknya hanya membeli gabah petani sesuai dengan standar operasional prosedur atau SOP. Diluar SOP, Bulog tidak berani membeli gabah atau beras milik petani karena melanggar aturan. Termasuk Bulog yang tidak mau lagi membeli gabah petani dengan cara membayar uang muka. Menurut Sugit Tedjo Mulyono, cara seperti itu telah merugikan Bulog.
Keengganan Bulog yang tidak mau membeli gabah petani dengan cara membayar uang muka menuai keritikan jajaran Korem 162/ Wira Bhakti di NTB. Sikap itu dinilai merugikan para petani,
“Pembelian gabah sebanyak 1.926 Hektar, pak Sony kabid saya sudah melakukan koordinasi dengan pak Kasiter ( Korem 162/WB) pak Kusdiro ingin melakukan pembelian. Namun beliau minta uang muka, tapi di Bulog itu tidak kenal uang muka. Pengalaman selama ini, kita melakukan pembelian dengan uang muka, uang kami ratusan milyar tidak terbayar karena menggunakan uang muka. Maka di aturan kami tidak mengenal uang muka” kata Sugit Tedjo Mulyono kamis (8/10).
Sebelumnya Danrem 162/WB Kolonel CZI Lalu Rudy Irham Serigede mengatakan, pihak Bulog Divre NTB tidak mau membeli gabah petani, padahal TNI mendapati para petani sudah siap menjual siap panen di area seluas 1.900 hektar lebih. Petani mengharapkan Bulog menyerap hasil produksi mereka dengan harga yang sesuai. Adapun pembelian Gabah Kering Panen (GKP) dengan syarat-syarat tertentu dibeli oleh Bulog dengan harga 3.750 per kilo gram di penggilingan.(ris)-
No Comments