Tanjung (Global FM Lombok) – Hanya dalam hitungan hari pasca-diserahterimakan akhir Desember 2019 lalu, jembatan Lendang Galuh, Desa Sokong, Kecamatan Tanjung mendapat sorotan warga. Pasalnya, jembatan yang dibangun dengan pagu APBD senilai Rp 1,8 miliar (terkontrak Rp 1,773 miliar) mengalami retak.
Informasi yang dihimpun media ini menyebut, kualitas jembatan terutama di bagian talud kurang baik. Tidak sedikit warga yang mengeluhkan jembatan itu, hingga mereka pun mempostingnya di media sosial dan group WhatsApp.
Tokoh masyarakat sekaligus figur yang ikut menganggarkan jembatan itu melalui APBD, Ardianto, mengakui warga sangat membutuhkan jembatan tersebut. Terlebih lagi, sarana penghubung Desa Sokong – Desa Tanjung dan Sokong – Desa Teniga itu, mengalami penundaan akibat beberapa persoalan.
“Jembatan itu kita anggarkan tahun 2017 sebesar Rp 800 juta, tapi tertunda karena dananya kurang. Lalu di 2018 kita tambah lagi menjadi Rp 1,2 miliar, tapi tidak terlaksana karena kisruh tender,” ujar mantan anggota DPRD ini.
Baca Juga : Proyek Jembatan Tampes Lombok Utara Mangkrak
Ia mengingat, jembatan Lendang Galuh menuai polemik karena kepentingan oknum. Jembatan yang telah menemukan pemenang tender itu, diminta oleh APH untuk ditender ulang. Akibatnya jembatan urung dieksekusi.
Selanjutnya, pada APBD-P terdapat usulan untuk menambah alokasi anggaran untuk jembatan. Banggar saat itu tidak menambah anggaran sebab APBD-P 2018 ditetapkan melalui Peraturan Kepala Daerah.
Atas usulan yang baru, maka di 2019 anggaran itu dianggarkan kembali dengan nilai lebih besar Rp 1,8 miliar. Alih-alih sesuai ekspektasi, jembatan mengalami keretakan di sejumlah titik, berikut talud juga melorot.
“Sebagai masyarakat biasa, kami minta pengawas pemerintah optimal, bagaimanapun uang masyarakat cukup besar yang tersedot. Syukurnya di sana kali kecil, kalau kali besar, kami tidak tahu apa yang terjadi, mungkin roboh akibat banjir,” tandasnya.
Terpisah, pelaksana jembatan CV Budi Permata, Raden Mesir, kepada wartawan mengungkapkan pihaknya siap melakukan perbaikan. Pelaksanaannya masih menunggu petunjuk dari tim teknis Dinas PU. “Kebetulan saya di Dinas PU ini, jadi kita masih menunggu tim teknis biar enak kerjanya,” ujar Mesir via telepon.
Baca Juga : Balai Jalan Siapkan Tiga Solusi Jembatan Tampes
Penyebab retaknya jembatan, sebut dia, dikarenakan hujan lebat yang terjadi pada 1 Januari lalu. Ia menjamin, secara konstruksi bangunan sudah sesuai spesifikasi. “Kalau konstruksinya tidak apa-apa, hanya dipinggirnya itu saja (retak), karena airnya besar, terlebih lagi tanah itu masih labil karena baru kita timbun,” klaimnya.
Mesir menyebut, nilai kontrak jembatan yang ia peroleh sebesar Rp 1,773 miliar. Pascadibangun, jembatan sudah bisa dilalui oleh kendaraan baik roda 2 maupun roda 4. Ia membantah, adanya larangan jembatan tidak boleh dilalui oleh dump truck. Sebaliknya, kendaraan jenis apapun dipersilakan melewati jembatan tersebut.
“Roda empat bisa kok lewat sana, itu sudah dari dulu. Sudah bebas kok. Hanya saja pada pinggir talut itu aja yang retak karena tanahnya masih labil. Dan juga hujan terlalu besar dia.” “Intinya jalan itu sudah bebas dilalui, karena waktu pemeliharaan kita itu ada 6 bulan, makanya kita tetap kerjakan (perbaikan),” pungkasnya. (ari)
You must be logged in to post a comment.
4 year ago
[…] Baca Juga : Baru Dibangun, Jembatan Dikeluhkan Warga […]