Tanjung (Global FM Lombok)- Banyak kelompok pengungsi di Kabupaten Lombok Utara (KLU) yang masih kekurangan air bersih untuk konsumsi sehari-hari. Mereka biasanya mengandalkan tampungan air irigasi untuk memenuhi kebutuhan konsumsi. Air irigasi itu pun mengalir seminggu sekali, sehingga para pengungsi harus berhemat dalam menggunakan cadangan air.
Salah seorang pengungsi di Dusun Pawang Baturan, Desa Gumantar, Kecamatan Kayangan, Lombok Utara, Gusti Ayu Made Sri Wahyuni menuturkan, ketersediaan air masih menjadi persoalan yang utama di kampung ini. Warga kini menggunakan terpal untuk menampung air irigasi lantaran tempat penampungan air hancur diterpa gempa sejak akhir Juli lalu.
“Masalah air sangat sulit sekali disini, di dusun kami Pawang Banturan. Sangat sulit sekali karena seminggu sekali airnya baru datang, itupun datang dari saluran air telabah ( irigasi-red), airnya dari pegunungan sana. Jauh sekali pak. Begini rupanya, coklat warnanya, “ kata Gusti Ayu Made Sri Wahyuni.
Ia mengatakan, selain menampung air dari saluran irigasi, pengungsi juga terkadang mendapat pasokan air dari PMI atau dari mobil tangki TNI. Namun karena banyak warga yang menggunakan air, stok air cepat habis. Karena kekurangan air, warga sangat terbiasa mandi sekali sehari dan mencuci pakaian dengan air yang sangat minim. Mereka berharap ada pipa air bersih yang mengalir ke kampungnya seperti kampung lain yang terlayani air PAM.
Dusun Pawang Baturan ini dihuni oleh 105 keluarga atau lebih dari 300 jiwa. Sebanyak 92 keluarga kehilangan tempat tinggal akibat gempa bumi yang melanda Lombok. Mereka kini mengungsi di dekat reruntuhan rumahnya sambil menunggu realisasi bantuan pemerintah(ris)
No Comments