Mataram (Global FM Lombok)- Puluhan hunian sementara (huntara) yang dihuni korban gempa di Kabupaten Lombok Utara (KLU) rusak setelah dilanda angin kencang sejak Selasa lalu. Belajar dari peristiwa tersebut, pembangunan hunian tetap (huntap) untuk korban gempa haruslah kokoh dan tangguh terhadap potensi bencana alam, terutama gempa bumi dan badai.
Gubernur NTB Dr. H Zulkieflimansyah kepada Global FM Lombok di Mataram, Kamis (21/1) mengatakan, kualitas bangunan huntap harus menjadi prioritas, karena wilayah NTB memiliki sejumlah potensi bencana yang harus diantisipasi. Jajaran PUPR diminta tidak hanya mengejar kuantitas dalam mengejar target pembangunan huntap, karena yang terpenting adalah rumah yang dibangun itu kuat dan nyaman untuk ditinggali.
“Banyak huntara yang rusak itu membuat PU yakin bahwa memang kualitas rumah anti gempa itu memang tak boleh main-main. Kemarin kan mereka lambat bikinnya, karena takut kalau ada apa-apa. Seperti sekarang, diterpa angin sedikit langsung tempias. Jadi tidak harus mengejar kuantitas yang cepat, namun juga kualitas harus diperhatikan, karena PU tak mau disalahkan kalau terjadi apa-apa” kata Gubernur.
Gubernur mengatakan, sebagian dana untuk pembangunan rumah untuk korban gempa sudah ditransfer serta konsep rumah tahan gempa yang bisa dipilih oleh masyarakat semakin beragam. Tinggal sekarang bagaimana upaya mempercepat pembangunan huntap untuk seluruh korban gempa di NTB.
Berdasarkan data dari Ruang Komando Penanganan Dampak Bencana Gempa NTB per tanggal 24 Januari ini, jumlah rumah tahan gempa yang sudah rampung sebanyak lebih dari 200 unit dan sedang dalam proses pembangunan sebanyak 4.429 unit. Adapun rekening masyarakat korban gempa yang sudah terisi dana pembangunan rumah sejumlah 155.675 atau sebesar 73,23 % dari total rumah yang sudah memiliki SK.(ris)
No Comments