Giri Menang (Global FM Lombok) – Bencana banjir bandang dan tanah longsor menerjang sejumlah wilayah di Kabuapten Lombok Barat pada Minggu (5/12) serta Senin (6/12) pagi. Akibat bencana tersebut, sebanyak empat warga meninggal dunia. Korban yang meninggal dunia tersebut diketahui satu keluarga yang diduga hanyut diterjang banjir. Satu orang diduga masih dalam pencarian. Selain merenggut nyawa warga, banjir dan longsor itu juga mengakibatkan rumah warga rusak dan jembatan penghubung antar desa putus. Warga yang rumahnya rusak mengungsi di masjid dan rumah keluarga.
Pantauan Global FM Lombok di beberapa titik banjir, seperti di wilayah Gunungsari dan Batulayar dan Sekotong yang terdampak cukup parah. Beberapa desa di Gunungsari dan Batulayar masih terendam. Bahkan arus air masih deras sehingga mengakibatkan proses evakuasi warga berlangsung dramatis.
Tim Basarnas, TNI Polri, BPBD dibantu warga harus bolak balik mengevakuasi warga. Banyak warga masih terjebak di rumahnya yang tak bisa evakuasi menggunakan perahu karet manual, sehingga harus dievakuasi menggunakan rabber boat bermesin lebih besar.
Ditemui di lokasi, Camat Batulayar Afgan Kusuma Negara mengatakan banjir terjadi sekitar jam 08.00 pagi. Banjir dipicu air sungai meluap akibat terhalang batang pohon. Sehingga air menerjang rumah warga hingga hancur. Dalam peristiwa ini, sebanyak empat orang warga meninggal dunia.
Disebutkan, korban meninggal di Dusun Batulayar Utara Desa Batulayar Barat atas nama Sumiahana (35), Ladenia (6 bulan), Sumiati dan Papuk Temah. Sedangkan korban luka-luka Hj. Selemah patah kaki. Sejumlah warga pun dievakuasi ke tempat pengungsian. Terkait kerusakan sebagai dampak banjir, pihaknya belum menghitung rumah dan fasilitas umum yang rusak. Namun diperkirakan kerusakan terparah terjadi di dusun Batulayar Utara dengan perkiraan sekitar 60 persen.
Samsudin warga Lembah Sari kecamatan Batulayar, mengatakan banjir menerjang daerah itu pada dini hari. Debet air sungai yang kian membesar menggerus rumah warga di bantaran sungai. “Sekitar Pukul 08.00 pagi, rumah warga rusak diterjang banjir (luapan sungai). Jembatan penghubung juga putus,”terang dia Senin (6/12).
Rumah warga yang rusak diantaranya, H Mansur, Abdul Ajiz, H Ridwan dan Eron. Warga yang rumahnya rusak pun mengungsi di masjid dan rumah keluarga. Saat ini warga membutuhkan makanan siap saji dan kelengkapan lainnya. Tidak saja rumah rusak, jembatan yang menghubungkan dengan Kecamatan Batulayar dan Gunungsari putus. Akibatnya warga harus memutar arah untuk ke pasar Sidemen. Jarak tempuhnya hingga 4-5 kilometer. Warga berharap segera dibangun jembatan darurat untuk mempermudah warga.
Sekdes Sesela, Saiful Bahri mengatakan banjir dipicu meluapnya sungai Meninting, mengakibatkan hampir semua dusun terpendam banjir. Empat dusun terdampak, yakni Dusun Barat Kubur, Dasan Utama, Biletepung, dan Kebon Lauk. Dua dusun terdampak parah yakni Dusun Barat Kubur, dan Kebon Lauk dengan kondisi ketinggian air hingga dua meter. “Bahkan ada warga yang di BTN evakuasi diri ke atas genteng rumah, dan dievakusi oleh tim,”jelas dia. Di empat dusun itu, diperkirakan jumlah KK terdampak 2000 KK atau 6000 jiwa. Ditemui di lokasi banjir di Desa Sesela, Camat Gunungsari M Mudassir menyebutkan hampir semua desa di wilayahnya terdampak banjir.
Dari 16 desa, beberapa desa terdampak paling parah seperi di Guntur Macan, Sesela, Ranjok, Kekait, Dopang. Bahkan ketinggian banjir hingga atap rumah warga, seperti yang terjadi Ranjok dan Sesela. Di Dopang dan Guntur Macan terjadi longsor. Kemudian di Kekait, tujuh rumah warga rusak diterjang banjir akibat luapan sungai di daerah itu. Saat ini tujuh KK yang rumahnya rusak mengungsi di masjid dan rumah keluarga. “Jembatan penghubung antar desa Kekait Kecamatan Gunungsari dengan Lembah Sari kecamatan Batulayar juga putus,”terang dia. Diperkirakan jumlah warga terdampak mencapai ribuan karena banjir hampir merata di wilayahnya.
Banjir dan longsor juga menerjang daerah Sekotong. Longsor terjadi di Dusun Sangap Dusun Kombang Desa Buwun Mas Minggu (5/12). Longsor mengakibatkan dua unit rumah terkena dampak.”Satu rumah hanya tertimbun tanah dan satu unit rumah ambruk, setelah dikonfirmasi tidak ada korban jiwa dalam bencana ini,”jelas Kapolsek Sekotong, Iptu I kadek Sumerta SH. Walaupun tidak ada korban jiwa dalam kejadian tersebut, namun terdapat kerugian materi, dan dua anak terhempas tanah. “Masing-masing anak perempuan empat tahun, mengalami luka ringan di bagian kepala, dan sudah di rawat di klinik jepun dusun kombang, sedangkan yang satunya anak laki-laki lima tahun, tidak mengalami luka,” jelasnya.(her)
No Comments