Selong (Global FM Lombok)- Bale Adat Sembalun sampai saat ini belum bisa tersentuh perbaikan. Rumah adat yang rusak akibat gempa 2018 lalu itu sebenarnya sudah siap diperbaiki secara bertahap melalui anggaran di lingkup Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Lotim. Akan tetapi, anggaran tahun 2021 yang dipersiapkan sebesar Rp 500 juta turut terpangkas untuk penanganan Covid-19.
Kepala Dinas Dikbud Lotim Achmad Dewanto Hadi menerangkan, tahun 2021 ini sebenarnya direncanakan tahap pertama mulai penataan. Dengan anggaran yang terbatas itu diakui tidak akan bisa membangun kembali semua rumah yang sudah rusak. “Niatnya 2021 tahap pertama, kalau cukup satu atau dua bangunan itu dulu akan dikerjakan baru berlanjut ke tahap berikutnya,” ungkap Dewanto Hadi.
Ia mengatakan, referensi untuk membangun kembali rumah adat ini sudah ditampung. Konstruksi bangunan katanya tetap mempertahankan yang sudah ada. Tidak akan ada perubahan. “Mengenai rumah adat, sisi konstruksi dan arsitekturnya akan pertahankan konsep lama,” imbuhnya. Pakem-pakem yang harus diikuti sudah detail. Seperti penempatan kayu tidak boleh nyambung dan lainnya.
Akibat pandemi Covid ini, kegiatan di bidang kebudayaan memang banyak yang terpaksa terpangkas. Selain Bale Beleq Sembalun, rencana Lotim untuk mensertifikasi ahli cagar budaya melalui proses pelatiihan ini juga turut terpangkas.
Tim penilai ini katanya sangat penting bagi Lotim. Pasalnya, yang mendapat pengakuan dari pusat hanya Masjid Songak sebagai salah satu peninggalan sejarah. Padahal, Lotim miliki banyak situs-situs peninggalan sejarah. Tim ini beranggotakan sejarawan, antropolog dan tenaga ahli lainnya. Satu tim butuh biaya pelatihan Rp 80 juta. “Kita siapkan lima orang waktu itu, tapi anggarannya juga turut terpangkas sehingga tidak jadi dilaksanakan,” demikian urainya. (rus)
No Comments