Mataram (Global FM Lombok)- Biaya pelatihan di dalam daerah untuk calon tenaga kerja yang akan magang ke Jepang tahun 2018 nanti ditanggung sendiri oleh para peserta. Padahal sebelumnya mereka dijanjikan oleh Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) NTB bahwa biaya pelatihan tersebut gratis. Dengan adanya keputusan yang mendadak tersebut, sejumlah peserta berniat mundur karena tak sanggup mengeluarkan biayanya.
Ketua Himpunan Bina Magang (HIPBI) NTB, Sukri kepada wartawan, Kamis (28/12) mengatakan, di tahun-tahun sebelumnya biaya pelatihan ini ditanggung oleh pemerintah daerah. Namun karena alasan anggaran terpangkas untuk Pilkada, biaya yang semula gratis ini dibebankan kepada calon peserta. Jumlah yang diminta sebesar Rp 6,1 juta untuk biaya makan minum dan penginapan di wisma Seruni, Mataram selama 72 hari pelatihan.
Sukri mengatakan, orang tua calon peserta magang ke Jepang meminta waktu untuk hearing dengan Kepala Disnakertrans NTB untuk mencari solusi yang terbaik. Karena bagaimanapun juga, program magang ke Jepang adalah upaya pemda untuk mengurangi pengangguran dalam daerah. Tahun ini, calon magang yang sudah lulus tes ke Jepang sebanyak 52 orang.
“ Agar tak memberatkan calon peserta magang, saya mengusulkan agar peserta bisa menginap di rumah keluarganya di Mataram untuk menghindari biaya menginap yang cukup besar di Wisma. Begitu juga makan, mereka bisa sendiri-sendiri. Adapun biaya sewa ruang belajar sebesar Rp 25 ribu per orang per hari kami harapkan bisa disubsidi oleh daerah,” katanya.
Agar calon peserta tak mengeluarkan biaya, mereka juga bisa menginap di BLK Dasan Cermen yang notabene milik pemerintah daerah. Itu sebagai sebuah opsi lain agar tak membebani calon magang yang sebagian besar dari kalangan tak mampu.
Dalam surat yang dibuat Disnaker Provinsi itu, disebutkan calon peserta magang harus melunasi biaya pelatihan sebesar Rp 6,1 juta per orang pada tanggal 2 Januari mendatang. “ Surat ini membuat kaget orang tua calon peserta,” katanya.
Sementara itu, Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi NTB, H. Wildan mengatakan, salah satu program kerja Disnakertrans NTB yang tidak dialokasikan pada APBD 2018 mendatang yaitu biaya untuk pelatihan magang ke Jepang. Sehingga tahun depan, peserta yang lulus tes magangke Jepang harus mengeluarkan biaya sendiri untuk pelatihan tahap pertama di daerah. Padahal tahun-tahun sebelumnya ditanggung oleh pemerintah daerah.
“ Selama dua tahun di tahun 2015, 2016 saya bisa perjuangkan di APBD dari awalnya sekitar lima atau enam juta per calon untuk membayar makan minum, asrama dan lainnya. Sekarang tidak ada, ya karena keterbatasan APBD. Dulu memang awalnya tidak ada subsidi, namun karena kasian mereka banyak dari kalangan tak mampu, kita berjuang lewat TAPD dan Komisi V,” kata Wildan.
Karena alokasi anggaran yang sangat terbatas, tahun ini Disnakertrans NTB sudah melayangkan surat kepada peserta magang terkait biaya yang harus dikeluarkan sebesar Rp 6,1 juta per orang. Ditegaskan Wildan, jika peserta magang tidak bisa membayar biaya tersebut, maka berpotensi tidak bisa diberangkatkan. Sehingga disarankan calon peserta magang untuk melakukan pinjaman dana terlebih dahulu. Karena gaji yang akan diterima pada saat magang cukup besar yaitu mencapai puluhan juta per bulan.
Para peserta magang ke Jepang yang lulus tes diperkirakan akan berangkat bulan Juli 2018 mendatang setelah menyelesaikan pelatihan di Mataram serta di Lembang. Di Jepang, mereka akan bekerja di sektor elektronik, otomotif dan lainnya.(ris)
No Comments