Mataram (Global FM Lombok)- Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Provinsi NTB dari awal Januari hingga minggu kedua bulan Februari ini sudah lebih dari 300 kasus. Jika melihat riwayat kasus DBD di NTB dalam lima tahun terakhir, potensi tertinggi kasus DBD terjadi antara Februari hingga April.
Hal itu disampaikan Kepala Dinas Kesehatan Provinsi NTB dr Nurhandini Eka Dewi Kepada Global FM Lombok di Mataram, Jumat (10/2). Ia mengatakan, saat ini sedang dilakukan fogging fokus atau pengasapan di wilayah yang ditemukan kasus DBD. Namun salah satu kendala yang dihadapi saat ini yaitu terjadinya ujan angin di sebagian besar wilayah. Akibatnya pengasapan menjadi tidak efektif karena asap begitu cepat terbawa angin.
“Hari ini mereka jadwalkan fogging, karena kemarin-kemarin hujan-hujan terus. Satu hal yang menghambat kalau fogging yaitu hujan angin. Itu kan kegiatan pengasapan, kalau angin asapnya kan pergi, jadi percuma fogging. (Kasus DBD sampai Februari ini?) sudah tembus angka 300, kalau kemarin di Januari kan masih 261 kasus, korban jiwa tida ada” kata Nurhandini, Jumat (2/10)
Nurhandini mengatakan, di Kota Mataram sekitar 50 persen nyamuk DBD ternyata resisten atau kebal terhadap pengasapan. Artinya kegiatan pengasapan untuk memberantas jentik nyamuk penyebab DBD bisa efektif sekitar 50 persen. Sehingga salah satu upaya yang paling baik yaitu aksi pemberantasan saran nyamuk dengan gerakan 3 M yaitu menguras, menutup dan mengubur potensi sarang nyamuk aedes aegypti. Gerakan yang sudah lama dikampanyekan itu dinilai paling efektif untuk mencegah timbulnya kasus DBD di lingkungan sekitar.(ris)-
No Comments