Mataram (Global FM Lombok)-
Di tengah pesimisme sebagian pihak terhadap penyelenggaraan Pekan Olahraga Nasional (PON) ke XXII yang akan berlangsung di NTB-NTT 2028, pihak KONI NTB tetap menyampaikan optimisme bahwa olahraga multi event tersebut akan tetap terselenggara di daerah ini.
Ketua KONI NTB Mori Hanafi mengatakan, Provinsi NTB memiliki banyak fasilitas yang sesungguhnya sudah siap digunakan sebagai venue pelaksanaan PON. Kesiapan venue itu akan mengurangi kebutuhan anggaran dalam pelaksanaan PON.
“APBN ini maunya ada sandingan. Nah modal venue yang sudah dimiliki oleh NTB in ikan juga modal. NTB sudah punya hotel itu kan modal, NTB sudah punya venue kan modal,” kata Mori Hanafi kepada wartawan di Mataram, Kamis (10/4/2025).
Anggota DPR RI ini mengatakan, pihaknya telah mendengar adanya keraguan sejumlah pihak terkait dengan kesiapan NTB sebagai tuan rumah PON 2028 karena masalah anggaran. Namun demikian, pihaknya bersama stakeholder tetap bekerja dalam rangka mempersiapkan hal-hal teknis.
“Kita sangat siap. Yang menyatakan KONI tak bekerja, kita tetap kerja setiap hari. Yang kita pilih untuk bekerja ini, yang bekerjanya tak banyak uang keluar, karena uangnya tak ada,” katanya.
Dalam kesempatan tersebut, Mori membantah isu yang menyatakan Provinsi NTT telah mundur dari kesepakatan tuan rumah PON 2028. Namun yang ada sekarang yaitu persiapan NTB lebih cepat daripada NTT, sehingga terkesan tak siap. Sehingga disarankan dua provinsi ini bisa seiring sejalan dalam rangka persiapan event olahraga terbesar di tanah air ini.
“Kita tetap berkoordinasi dengan baik dengan NTT, cuma kan kesiapan daerah berbeda-beda. Kebetulan kita diuntungkan dengan kesiapan yang bagus, misalnya akomodasi, wasit, juri, dewan hakim, tamu-tamu VVIP, tamu VIP sudah siap semua,” terangnya.
Meskipun sudah menyatakan kesiapannya sebagai tuan rumah PON 2028, namun Mori sejauh ini belum melakukan koordinasi secara khusus dengan Gubernur NTB Lalu Muhamad Iqbal terkait dengan kesiapan alokasi anggaran daari APBD. Sebab pelaksaan PON mengharuskan partisipasi anggaran dari pemerintah daerah.
“Kita menunggu koordinasi dengan Pak Gubernur, karena begini setelah kami hitung ulang angkanya tak terlalu mahal. Angka besar kemarin karena kita mau bangun venue,” terangnya.
Sebelumnya, Sekda NTB Lalu Gita Ariadi mengatakan, Pemda terbebani apabila pelaksanaan PON ini tanpa adanya dukungan dari pusat. Apalagi, anggaran untuk mensukseskan perhelatan ini tidak sedikit, butuh triliunan untuk membangun infrastruktur dan venue saja.
“Kalau kita jadi tuan rumah PON tidak didukung dari pusat ya berat juga. Apalagi 2028 kita sudah harus mulai bersiap dengan persiapan Pemilu, Pilpres, seperti itu,’’ ujarnya belum lama ini.
Menurutnya, sebelum PON berlangsung, setahun sebelumnya seluruh persiapan yang berkaitan dengan infrastruktur harus sudah jadi. Dengan adanya pemangkasan anggaran ini, dikatakan cukup sulit untuk merealisasikan mimpi NTB menjadi tuan rumah PON.
“Kami kalaupun jadi tuan rumah PON inginnya infrastruktur harus sudah jadi tahun 2027. Kalau itu targetnya berarti harus bersiap dari awal,’’ tambahnya.
Dibutuhkan anggaran besar untuk menyukseskan ajang olahraga nasional ini. Perkiraan biaya mencapai triliunan rupiah. Dukungan dari pemerintah pusat dinilai sangat krusial. Jika Pemda diminta untuk membayar setengah dari anggaran PON, Pemprov NTB masih merasa terbebani. Apalagi dengan kondisi fiskal daerah akhir-akhir ini. “Fifty-fifty antara pusat dengan daerah nanggung dia nanti,” ucapnya.(ris)
No Comments