Ada Spot Wisata Taman Ilalang di Giri Sasak, Wisatawan Mulai Berkunjung

Global FM
6 Sep 2020 19:14
3 minutes reading

Pengunjung yang datang dan berfoto ke lokasi taman ilalang di desa Giri Sasak Kecamatan Kuripan Lobar (Suara NTB/Ezagio Pokdarwis Giri Sasak)

Giri Menang (Global FM Lombok)-Di tengah kondisi pandemi Covid-19, spot wisata baru di Lombok Barat (Lobar) terus bermunculan. Spot wisata ini pun selalu menyedot pengunjung. Seperti yang baru-baru ini ditemukan oleh kelompok sadar wisata (Pokdarwis) dan pemuda di Dusun Buntage Desa Giri Sasak Kecamatan Kuripan. Meskipun lokasi ini terbilang serderhana, karena hanya persawahan warga yang ditumbuhi tanaman musiman sejenis ilalang, namun mampu menyita perhatian pengunjung, baik dari dalam daerah maupun luar daerah.

Ezagio, pokdarwis Desa Giri Sasak mengatakan spot wisata ini mulai viral sebulan lalu. Berawal dari postingan salah seorang warga. Lalu ramai dibagikan di media sosial, dari satu akun ke akun yang lain. Kemudian pemuda setempat dengan kreativitas mengambil foto di lokasi, kemudian memviralkan melalui akun media sosial masing-masing. Pemuda setempat mempromosikan tempat itu, melalui instagram @wisata_pesona_buntage, dan YouTube pribadi miliknya Ezagio Project.

Karena penasaran melihat foto di media sosial itu, pengunjung pun berdatangan ke lokasi. Mereka yang kebanyakan para remaja ini datang secara berkelompok sekedar ingin berfoto di lokasi itu. “Banyak pengunjung yang datang, bahkan ada dari luar daerah (Bali),”terang dia.


(Suara NTB/Ezagio Pokdarwis Giri Sasak)

Setiap hari pengunjung dari luar datang ke lokasi. Mulai dari pagi, sampai sore. Bahkan pada sore hari pengunjung membeludak, karena mereka ingin menyaksikan keindahan sunset. Ditambah lagi latar belakang gunung, awan dan hamparan sawah menambah daya tarik bagi pengunjung. 

Semakin tingginya pengunjung ini, ia bersama pemuda pun menata kawasan itu dengan menyiapkan tempat parkir dan nongkrong. Rencananya, ia bersama pemuda akan membuat semacam tulisan dan tempat selfie berbentuk gambar kupu-kupu untuk menambah daya tarik. 

Diakui pemuda yang suka traveler ini, para remaja di daerah itu berperan aktif mempromosikan tempat ini. Lokasi ini memang musiman, tanaman tidak bisa tumbuh sepanjang tahun karena lahan ini akan dipakai warga untuk bercocok tanam.

Karena itu ia berharap ada upaya pemerintah desa menjadikan spot wisata ilalang ini bisa berkesinambungan dengan mengembangkan tanaman ini.  Karena spot wisata ini menjadi salah satu penghasilan tambahan bagi pemuda yang notebene belum bekerja. “Kami berharap ditata agar ada aktivitas pemuda, karena lapangan kerja yang sempit”terang dia.

Kades Giri Sasak Hamdani mengatakan, padang savana tanaman ilalang (orang setempat menyebutnya tanaman jemprot) mulai banyak dikunjungi bulan Agustus lalu.  Tempat ini diviralkan oleh pokdarwis dan pemuda setempat.

Luas lahan tempat tanaman ini tumbuh mencapai 5-6 hektar persawahan milik warga. Jenis tanaman ini kata dia memang bagus, karena baru tumbuh berwarna hijau. Saat mulai berbunga dan berbuah, memiliki aneka warna. Seperti hijau, ungu dan merah. Tanaman ini pun kata dia bisa dipakai untuk  membuat anyaman seperti gelang. Jenis tanaman musiman ini tumbuh sendiri, namun bisa dibudidayakan dan butuh lahan yang luas.

Tiap hari ada pengunjung yang datang ke lokasi ini, bahkan ada 200 pengunjung baik dari dalam maupun luar daerah. Para pengunjung ini ada dari kalangan remaja dan klub motor yang ingin berswafoto di sana.  Karena itu ia pun berencana mengelolanya, dengan menempatkan homestay yang rencananya diperoleh dari bantuan pusat tahun depan. Tanaman ini bisa dikombinasikan dengan jenis tanaman lain seperti semangka, hortikultura dan strawberry. Apalagi kawasan ini strategis karena ada di pinggir jalan. (her)

No Comments

Leave a Reply