Ada “Omicron Siluman” di NTB ? Pemprov Ingatkan Prokes dan Vaksin

Global FM
19 Mar 2022 06:59
2 minutes reading
dr. Nurhandini Eka Dewi

Mataram (Global FM Lombok)- Provinsi NTB dilaporkan masuk dalam 19 provinsi yang terdeteksi kasus Covid-19 varian ‘Son of Omicron’ atau ‘Omicron siluman’. Secara nasional kasusnya sudah di atas 300 kasus. Tingkat penularan sub varian Omicron tersebut cukup tinggi, namun varian ini belum terbukti menimbulkan dampak yang lebih berat dari varian-varian Omicron lainnya.

Assisten III Setda NTB dr. Nurhandini Eka Dewi mengatakan, varian Omicron maupun Son of Omicron terletak pada penularannya yang lebih cepat dari varian lain. Pihaknya tak terlalu mengkhawatirkan hal itu selama penerapan protokol kesehatan (prokes) dijalankan dengan baik dan disiplin. Sebab prokes itulah menjadi tindakan pencegahan yang harus dipahami oleh masyarakat.

“Prinsipnya apapun yang terkait dengan Covid, Prokes intinya kan itu. Sekarang kan kita lebih ke arah preventif. Kalau perjalanan dilonggarkan justru prokesnya yang harus ketat, kita harus melindungi diri kita. Ada varian omicron siluman dan lain sebagainya, itu hanya kecepatan dalam penularan,” kata Nurhandini Eka Dewi, Jumat (18/3) kemarin.

Ia mengatakan, langkah-langkah pencegahan penularan Covid-19 sudah sering disampaikan kepada masyarakat. Tinggal penerapannya yang harus terus dilakukan untuk kebaikan bersama. Paling tidak penggunaan masker standar saat berada di ruang-ruang publik harus disiplin dilakukan untuk pencegahan.

Selain prokes, vaksinasi yang cakupannya sudah mencapai target di NTB juga menjadi proteksi yang bagus. Sebab sistem imun yang sudah baik di dalam tubuh membuat kondisi pandemi di NTB terkendali.

“Selama prokes masih kita kerjakan, kita sudah divaksin. Prokes itu kita mencegah, vaksin melindungi dari keadaan yang berat. Kan sudah terbukti sekarang kan, kalaupun kasusnya banyak namun tak banyak yang masuk rumah sakit, tidak banyak yang meninggal,” katanya.

dr. Eka mengatakan, karena capaian vaksinasi sudah bagus, sehingga varian Omicron yang sempat meninggi beberapa waktu lalu di NTB tak membuat Pemda kewalahan. Bahkan hanya 20 persen ranjang perawatan digunakan untuk merawat pasien. Berbeda halnya dengan varian delta tahun 2021 lalu, yang mana kasus fatality rate-nya di NTB cukup tinggi.

“Kita sudah on the right track dengan percepatan vaksinasi, namun tetap menegakkan prokes. Itu bentuk preventif kita terhadap kasus omicron. Kita terkendali, karena satu satunya daerah di luar Jawa Bali yang berada di level 1,” tambahnya. (ris)

No Comments

Leave a Reply