BerandaBerandaStatus Gunung Sangeangapi Level II, Pulau Sangeang Belum Sepenuhnya Kosong

Status Gunung Sangeangapi Level II, Pulau Sangeang Belum Sepenuhnya Kosong

Bima (globalfmlombok.com) – Informasi mengenai pengosongan Pulau Sangeang pasca kenaikan status Gunung Sangeangapi menjadi Level II (Waspada) ramai beredar. Sejumlah kabar menyebutkan seluruh warga sudah meninggalkan pulau. Namun, Kepala Desa Sangeang, Abdul Rasyid, menegaskan bahwa Pulau Sangeang belum sepenuhnya kosong.

Rasyid menjelaskan bahwa kawasan yang berada di kaki gunung bukanlah permukiman tetap. Selama ini, warga hanya datang dan pergi untuk bertani, berkebun, atau beternak.

“Di kaki Gunung Sangeangapi itu bukan tempat tinggal. Tidak ada rumah di sana, hanya saung-saung kecil. Warga datang pergi saja untuk bertani. Jadi kalau disebut ada permukiman permanen itu tidak ada,” ujar Rasyid saat dikonfirmasi Suara NTB pada Minggu (23/11/2025).

Ia melanjutkan bahwa BPBD Provinsi NTB akan melakukan pendataan terhadap seluruh aktivitas pertanian di kawasan sekitar Gunung Sangeangapi tersebut. Langkah ini diperlukan untuk memastikan jumlah warga yang masih bekerja di lahan-lahan yang berada di luar radius bahaya.

“Rapat dengan BPBD Provinsi sudah dilakukan. Kita data semua, berapa banyak warga yang berkegiatan di lahan pertanian. Tidak ada warga yang tinggal menetap,” jelasnya.

Terkait kabar bahwa pulau telah dikosongkan total, Rasyid menilai informasi tersebut kurang tepat. Ia menyebutkan bahwa memang ada arahan evakuasi mandiri bagi warga yang sedang berada di pulau. Tetapi sifatnya hanya sementara untuk mengantisipasi kondisi Gunung Sangeangapi yang masih waspada.

‘’Evakuasi itu arahan sementara saja, untuk berjaga-jaga hal yang tidak diinginkan. Sebagian besar warga sudah kembali ke daratan. Tapi masih ada sebagian kecil laki-laki yang tetap di pulau untuk menjaga lahan pertanian,’’ katanya.

Dilarang Beraktivitas dalam Radius 3 Kilometer dari Kawah Utama Gunung Sangeangapi

Sementara itu, Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Bima, Nurul Huda, memberikan penjelasan resmi terkait situasi terkini di Pulau Sangeang. Ia menegaskan bahwa kenaikan status Gunung Sangeangapi didasarkan pada laporan khusus Kementerian ESDM Nomor 143/GL.03/BGL/2025 tertanggal 22 November 2025.

“Saat ini status Gunung Sangeangapi berada pada Level II (Waspada). Masyarakat, pengunjung, dan wisatawan dilarang beraktivitas dalam radius 3 kilometer dari kawah utama dan sektor Timur–Tenggara hingga garis pantai sejauh 6,5 kilometer,” jelasnya kepada Suara NTB.

Meski demikian, hasil pemantauan menunjukkan bahwa sekitar 150 warga masih beraktivitas di pulau. Namun seluruh aktivitas tersebut, mulai dari bertani, berkebun, beternak hingga melaut, dilakukan di luar area berbahaya.

“Jumlah warga kurang lebih 150 orang masih melakukan aktivitas bertani, berkebun, berternak, dan melaut. Tetapi semuanya berada di luar radius 3 kilometer dari kawah,” ungkapnya.

BPBD Kabupaten Bima bersama Camat Wera dan Kades Sangeang telah turun langsung melakukan identifikasi kondisi warga di sekitar gunung. Mereka juga menyosialisasikan langkah kesiapsiagaan jika sewaktu-waktu status meningkat.

Selain itu, BPBD telah menyalurkan masker untuk antisipasi abu vulkanik serta menyiapkan dukungan logistik bagi Tim Siaga Bencana Vulkanologi Gunung Sangeangapi.

Pembagian Peran Jika Status Gunung Naik

Dalam rapat teknis bersama BPBD Provinsi NTB dan instansi terkait, telah disusun pembagian tugas dan peran apabila status Gunung Sangeangapi naik dari Waspada ke Siaga atau Awas. Sedangkan seluruh unsur SAR, TNI, Polri, Satpol PP, hingga Dinas Perhubungan kini menyiapkan personel dan peralatan penyelamatan.

Sejumlah armada juga telah disiagakan, antara lain Speed Boat Pos SAR Bima. Speed milik Polairud Bima, speed Dishub Kabupaten Bima, perahu KSDA Sangeang, serta tenda pengungsian dan dapur umum dari BPBD, TNI, Polri, dan Dinas Sosial. Peralatan kesehatan serta logistik pengungsi turut disiapkan.

Dengan adanya klarifikasi ini, pemerintah desa bersama BPBD Kabupaten Bima berharap masyarakat tidak salah memahami situasi Pulau Sangeang.

“Pulau itu tidak kosong total. Warga hanya diarahkan untuk evakuasi sementara, bukan karena ada permukiman yang harus ditinggalkan. Kami terus memantau dan siap mengambil langkah jika status meningkat,” tutup Kades Rasyid. (hir)

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -


16,985FansSuka
1,170PengikutMengikuti
2,018PengikutMengikuti
2,458PengikutMengikuti
3,005PelangganBerlangganan
BERDASARKAN TAG
BERDASARKAN KATEGORI