BerandaBerandaPantai Semakin Terkikis, Warga Pesisir Kembali Dihantui Kecemasan

Pantai Semakin Terkikis, Warga Pesisir Kembali Dihantui Kecemasan

Mataram (globalfmlombok.com) – Warga pesisir di Lingkungan Bugis, Kelurahan Bintaro, Kecamatan Ampenan, kembali dilanda kecemasan akibat dampak abrasi yang semakin parah. Garis pantai yang terus terkikis membuat pemukiman warga semakin terancam, terutama saat gelombang pasang terjadi pada malam hari.

Fenomena abrasi ini bukan hal baru bagi masyarakat Lingkungan Bugis. Namun, abrasi yang terjadi hampir setiap tahun semakin cepat menggerus bibir pantai hingga mendekati rumah-rumah warga. Bahkan, sebagian jalan setapak yang menghubungkan dua kawasan pemukiman kini telah hilang tersapu ombak.

Junaedi, salah seorang warga Kampung Bugis, mengaku abrasi yang terjadi pada awal 2025 menyebabkan beberapa bangunan rumah mengalami kerusakan cukup parah. Hingga kini, ia masih diliputi rasa cemas.

“Dulu masih ada jarak antara rumah kami dengan laut, tapi sekarang tinggal beberapa meter saja. Kalau air pasang, kami harus siaga karena air bisa masuk sampai ke rumah,” ujarnya, Rabu, 27 Agustus 2025.

Kekhawatiran Junaedi kian besar karena ancaman abrasi tidak hanya mengganggu tempat tinggal, tetapi juga berdampak pada kondisi ekonomi dan psikologis warga. Sejumlah nelayan kesulitan menambatkan perahu karena garis pantai terus bergeser.

Hal serupa disampaikan oleh H. Fatimah, warga lainnya, yang menyatakan, abrasi yang terjadi sertiap tahun membuatnya terus merasa was-was. Ia mengingat betul gelombang pasang pada Januari 2025 yang menyebabkan rumahnya rusak berat.

“Sampai sekarang belum ada tindak lanjut dari pemerintah. Katanya akan ada perbaikan, tapi belum juga terealisasi,” ujarnya.

Sebelumnya, Pemerintah Kota Mataram memang telah melakukan penanganan sementara terhadap abrasi dengan memasang batu bolder di beberapa titik rawan. Namun, menurut Fatimah, pemasangan tersebut belum cukup memberikan rasa aman bagi warga karena tidak mencakup seluruh wilayah pesisir.

“Khusus di kawasan pesisir Lingkungan Bugis, kondisinya semakin terkikis. Tanggul sementara hanya dipasang di beberapa titik saja,” keluhnya.

Warga berharap pemerintah dapat membangun talud permanen atau pemecah gelombang untuk mengantisipasi dampak abrasi yang terus merusak lingkungan mereka.

Sementara itu, Pemerintah Kota Mataram melalui Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) memastikan akan kembali membangun tanggul darurat di sejumlah titik rawan abrasi pada akhir 2025. Salah satunya di Lingkungan Bugis, sebagai bentuk antisipasi terhadap abrasi susulan.

Kepala Dinas PUPR Kota Mataram, Lale Widiahning, mengatakan bahwa pembangunan tanggul darurat akan difokuskan pada wilayah pesisir yang mengalami kerusakan paling parah. Selain Lingkungan Bugis, penanganan juga akan dilakukan di Pondok Perasi, Tanjung Karang, dan Lingkungan Mapak Indah, Kelurahan Jempong Baru.

“Kami akan kembali memasang tanggul dari material batu bolder sebagai langkah antisipasi menghadapi bencana abrasi di akhir tahun,” ujarnya. (pan)

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -

16,985FansSuka
1,170PengikutMengikuti
2,018PengikutMengikuti
2,458PengikutMengikuti
3,005PelangganBerlangganan
BERDASARKAN TAG
BERDASARKAN KATEGORI