Mataram (globalfmlombok.com)-
Anggota Komisi V DPR RI dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS), H. Abdul Hadi, menyatakan dukungan penuh terhadap komitmen Presiden RI Prabowo Subianto untuk menurunkan angka kemiskinan ekstrem di Indonesia hingga nol persen dalam waktu sesingkat-singkatnya.
Komitmen tersebut disampaikan Presiden Prabowo dalam Pidato Kenegaraan pada Sidang Tahunan MPR serta Sidang Bersama DPR dan DPD di Gedung Parlemen, Jakarta, Jumat (15/8/2025).
“Kami mendukung penuh komitmen Presiden untuk menuntaskan kemiskinan ekstrem. Ini adalah langkah strategis dan sangat ditunggu oleh rakyat,” ujar Abdul Hadi.
Menurutnya, upaya pengentasan kemiskinan ekstrem dapat dilakukan melalui berbagai pendekatan, termasuk penyediaan infrastruktur dasar bagi masyarakat miskin. Salah satu yang menjadi perhatian adalah percepatan penanganan rumah tidak layak huni.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah penduduk Indonesia yang masuk kategori kemiskinan ekstrem pada Maret 2025 mencapai 2,38 juta orang atau 0,85 persen dari total populasi. Angka ini menurun dibandingkan September 2024 yang tercatat sebanyak 2,78 juta orang.
Kategori kemiskinan ekstrem ditentukan berdasarkan pengeluaran per kapita di bawah USD 2,15 per hari, sesuai standar Purchasing Power Parity (PPP) yang dikeluarkan Bank Dunia tahun 2017.
Anggota DPR RI Dapil NTB 2 ini juga menyatakan sepakat terhadap kritik Presiden Prabowo terhadap praktik ekonomi yang merugikan masyarakat luas, yang disebut sebagai “serakahnomics”.
Dalam pidatonya, Presiden Prabowo menyoroti perilaku segelintir pihak yang mengutamakan keuntungan pribadi di atas kepentingan rakyat. Ia mencontohkan kelangkaan minyak goreng yang terjadi pada tahun 2022, meski Indonesia merupakan produsen kelapa sawit terbesar di dunia.
“Sungguh aneh negara dengan produksi kelapa sawit terbesar di dunia pernah mengalami kelangkaan minyak goreng. Ini manipulasi yang saya sebut sebagai serakahnomics,” tegas Prabowo.
Abdul Hadi juga mengapresiasi semangat inklusif Presiden Prabowo yang ingin merangkul seluruh elemen masyarakat dalam membangun bangsa. Ia mengutip pepatah lama yang menyatakan, “Seribu kawan terlalu sedikit, satu lawan terlalu banyak.”
“Presiden ingin membangun sinergi semua anak bangsa. Ini penting agar pembangunan berjalan dengan dukungan penuh dari rakyat,” tutup Abdul Hadi.(ris)