Selong (globalfmlombok.com)
Di tengah tantangan geografis dan cuaca ekstrem di kawasan pegunungan Sembalun, konektivitas digital menjadi kebutuhan vital bagi para petani. Sembalun yang dikenal dengan daerah pertanian unggulan dan kawasan wisata makin ramai dengan aktivitas masyarakat.
Mahroli Wahyudi, petani kopi asal Desa Sembalun Bumbung, Kecamatan Sembalun, Kabupaten Lombok Timur, mengungkapkan bahwa sinyal Telkomsel menjadi andalan utama dalam mendukung aktivitas pertanian dan komunikasi.
Mahroli yang kini menggeluti pertanian kopi dengan nama kelompok Lunaco (Sembalun Agro Coffee) cukup sibuk di perkebunan miliknya yang berlokasi di ketinggian 1200 – 1400 meter di atas permukaan laut (Mpdl).
Ia menggeluti usaha kopi dari hulu ke hilir. Artinya tak hanya menanam kopi, namun juga mengolahnya menjadi green bean dan bubuk kopi kemasan. Bahkan kini produk kopi siap konsumsi dipasarkan di dalam dan di luar daerah dengan merek Lunaco.
Usaha pertanian ini menuntutnya untuk selalu berkomunikasi dengan anggota kelompoknya yang berjumlah 65 orang. Juga berkomunikasi dengan mitra usahanya di luar Sembalun. Karena itulah kualitas jaringan seluler juga sangat dibutuhkan. Beruntung kartu Telkomselnya banyak membantu kelancara usahanya, bahkan di saat cuaca ekstrem.
“Kalau mati lampu, Telkomsel tetap aktif. Kalau pakai seluler lain, satu jam setelah mati lampu langsung hilang sinyalnya,” ujar Mahroli saat ditemui globalfmlombok.com di kebun kopinya Sabtu 23 Agustus 2025.
Menurut Mahroli, kestabilan sinyal sangat berpengaruh terhadap kelancaran usaha, terutama saat musim hujan dan angin kencang melanda wilayah pegunungan. “Kalau cuaca buruk, sinyal dari operator lain sering hilang. Tapi Telkomsel tetap jalan, jadi kami masih bisa komunikasi,” tambahnya.
Keberadaan tower Telkomsel di wilayah tersebut disebut menjadi faktor utama kestabilan jaringan. Bahkan di beberapa kawasan perbukitan yang menjadi tujuan wisata seperti bukit Sempana, yang berada di ketinggian sekitar 2.300 mdpl, sinyal Telkomsel masih terdeteksi dengan baik.
“Sekarang banyak yang beralih ke Telkomsel di sini. Kalau seluler lain kadang gangguan, kadang tidak. Tapi Telkomsel lebih konsisten,” ungkap pria yang berprofesi sebagai Sekdes Desa Sembalun Bumbung ini.
Manager Mobile Consumer Telkomsel Branch Mataram, Gede Jadiarte, menyampaikan bahwa pihaknya telah memaksimalkan cakupan sinyal di wilayah Sembalun, termasuk di jalur pendakian menuju puncak Rinjani.
Saat ini, terdapat lima Base Transceiver Station (BTS) yang aktif mencakup wilayah Sembalun. Keberadaan BTS tersebut diharapkan mampu mendukung kebutuhan komunikasi masyarakat lokal maupun wisatawan yang beraktivitas di kawasan kaki gunung.
“Kami terus memaksimalkan jaringan agar seluruh lokasi masyarakat di Sembalun tercover dengan baik,” ujar Gede Jadiarte kepada globalfmlombok.com, Rabu 27 Agustus 2025.
Selain mendukung jaringan komunikasi masyarakat di pemukiman warga serta di kawasan pertanian Sembalun, kekuatan sinyal di jalur pendakian Rinjani juga menjadi atensinya. Gede menjelaskan bahwa sinyal Telkomsel masih dapat ditangkap dengan baik hingga area Pelawangan, titik istirahat utama sebelum menuju puncak.
“Di jalur pendakian, sampai Pelawangan masih aman. Masih bisa YouTube dan lancar,” ungkapnya.
Secara umum, Direktur Utama Telkomsel, Nugroho dalam keterangan tertulisnya menyampaikan selama 30 tahun, Telkomsel konsisten menghubungkan masyarakat Indonesia melalui jaringan lebih dari 280.000 BTS yang menjangkau 97 persen populasi, melayani 158,4 juta pelanggan mobile dan 10 juta pelanggan IndiHome-B2C.
“Serta menghadirkan inovasi produk seperti SIMPATI yang berevolusi menghadirkan ragam digital benefit untuk pelanggan, Telkomsel Halo, IndiHome dan Telkomsel One,” ujarnya.
Komitmen terhadap konektivitas terdepan juga tercermin dari perluasan jaringan 5G secara contiguous yang diperkuat dengan pemanfaatan artificial intelligence (AI) secara end-to-end di 56 kota/kabupaten sepanjang akhir 2024 hingga 2025.(ris)