Mataram (globalfmlombok.com) – Pemerintah Kota (Pemkot) Mataram melalui Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) meningkatkan pengawasan di delapan titik pintu air guna mengantisipasi potensi luapan sungai menjelang puncak musim hujan. Langkah ini dilakukan untuk mencegah terjadinya genangan air maupun banjir di kawasan permukiman warga.
Kepala Dinas PUPR Kota Mataram, Lale Widiahning, mengatakan bahwa upaya utama saat ini adalah memastikan kondisi pintu air tetap berfungsi optimal di tengah curah hujan tinggi yang mulai terjadi hampir setiap hari.
“Yang paling penting adalah bagaimana menjaga dan memantau kondisi pintu air ketika curah hujan tinggi. Petugas di lapangan terus melakukan monitoring perkembangan ketinggian air untuk kemudian dilaporkan secara berkala,” ujarnya, Jumat, 24 Oktober 2025.
Informasi hasil pemantauan tersebut, lanjut Lale, diteruskan ke Satgas Mataram Siaga dalam bentuk laporan ketinggian air sungai. Jika ketinggian air di bendungan menunjukkan peningkatan signifikan, Dinas PUPR akan segera memberikan peringatan kepada pemerintah kecamatan dan kelurahan melalui grup komunikasi daring seperti WhatsApp.
“Dalam kondisi seperti ini, baik ada maupun tidak ada potensi bencana, petugas kami tetap bekerja di lapangan, terutama untuk membersihkan sampah di saluran dan drainase agar aliran air tetap lancar,” tegasnya.
Untuk memaksimalkan upaya mitigasi bencana, Dinas PUPR juga memperkuat koordinasi dan komunikasi dengan petugas khusus yang siaga selama 24 jam. Jika terjadi keadaan darurat, tim tersebut dapat bergerak cepat melakukan penanganan di lapangan.
“Kami sudah menyiapkan beberapa petugas khusus yang siap bergerak kapan pun jika ada laporan kejadian. Ini bagian dari langkah antisipasi dini terhadap potensi luapan air,” kata Lale.
Lale menjelaskan, terdapat delapan titik pintu air utama yang menjadi fokus pengawasan, yaitu di Gerimax, Kelurahan Bertais, Babakan, Pesongoran, Berneng, Mataram Kanan, dan Mataram Kiri.
Menurutnya, ketinggian air sungai menjadi indikator penting dalam pengawasan. “Titik normal ketinggian air yang perlu diwaspadai adalah ketika mencapai 60 meter. Namun, selama sepekan terakhir, ketinggian air belum pernah melebihi 40 meter, artinya masih dalam kondisi aman,” ungkapnya.
Dengan pengawasan intensif dan kesiapsiagaan petugas, Pemkot Mataram berharap potensi banjir akibat luapan air sungai dapat diminimalkan sehingga aktivitas masyarakat tetap berjalan normal sepanjang musim hujan. (pan)


