Giri Menang (globalfmlombok.com) – Capaian Pendapatan Asli Daerah (PAD) Lombok Barat (Lobar) Per 31 Oktober tahun 2025 mencapai 82,17 persen atau sekitar Rp 436,9 miliar dari target 531,7 miliar. Angka ini jauh melampaui pendapatan tahun sebelumnya dengan perbandingan di bulan yang sama. Namun masih ada beberapa OPD yang realisasinya belum sesuai harapan.
Berdasarkan data Bapenda, PAD yang bersumber dari non BLUD ditarget Rp258,3 miliar lebih telah terealisasi Rp228 miliar lebih atau 88,2 persen. Di antara 12 OPD penghasil PAD non BLUD, realisasi tertinggi BPKAD dari target Rp25,4 miliar lebih terealisasi Rp35,2 miliar lebih atau 138,5 persen. Kemudian menyusul, Disnaker telah merealisasikan Rp400,7 juta dari target Rp350 juta atau sekitar 114,9 persen. Dinas Lingkungan Hidup (DLH), dari target Rp3,9 miliar lebih telah tercapai Rp3,4 miliar atau 86,5 persen. Bapenda dari target Rp216,4 miliar telah terealisasi Rp181,8 miliar lebih atau 83,9 persen.
OPD tiga terbawah realiasi PAD nya, yakni DPMPTSP paling rendah capaiannya. Dari target Rp3,1 miliar, terealisasi Rp1,3 miliar lebih atau 42,4 persen. Disusul Dikbud dari target Rp165 juta, terealisasi Rp76 juta lebih atau 46,4 persen. Dan Dislutkan dari target Rp221,6 juta, baru direalisasikan Rp127,9 juta atau 57,7 persen. Sedangkan untuk PAD dari BLUD, ditargetkan Rp273,4 miliar lebih telah tercapai Rp208,9 miliar atau 76,3 persen lebih. Capaian RSUD Tripat dan Dikes (Labkesda) paling rendah. Sedangkan puskesmas capaiannya paling tinggi bersama RSAM Narmada.
Kepala Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Lobar Moh. Adnan menyampaikan pihaknya optimis bisa mencapai target PAD tahun ini. “Mealisasi pendapatan dari pajak daerah per tanggal 14 November, realisasi pajak daerah mencapai Rp 89,73 persen atau secara keseluruhan Rp 193,14 miliar dari taget Rp 207 miliar. Sehingga dengan melihat waktu yang tersisa, insyallah target pajak bisa terlampaui,” kata Adnan, akhir pekan Kemarin.
Namun dari data yag dipaparkan Adnan, pendapatan dari beberapa OPD hingga BLUD sampai saat ini masih belum memuaskan. Misalnya pendapatan RSUD Tripat Gerung. Dari target pendapatan Rp 168,8 miliar, realisasinya masih di angka 70 persen atau sekitar Rp 119 miliar. Angka ini tentu masih belum sesuai harapan. Kemudian yang paling rendah adalah pendapatan dari retribusi perizinan DPMPTSP Lobar. Dari target Rp 3,1 miliar, realisasi hanya 42 persen sekitar Rp 1,3 miliar.
Dengan waktu yang tersisa, dinas atau organisasi perangkat daerah (OPD) penghasil OPD harus melakukan upaya ekstra untuk mengejar target. Terlebih, bupati selalu mengingatkan agar OPD mengoptimalkan potensi yang ada untuk meningkatkan PAD.
Sementara itu, Direktur RSUD Tripat dr. Suriyadi yang dikonfirmasi terkait masih rendahnya realisasi target pendapatan per Oktober memberikan penjelasan jika hal ini terjadi karena target yang ditingkatkan saat APBD Perubahan lalu.
”Betul, target kita dinaikkan dari Rp 150 miliar menjadi Rp 168,8 miliar. InsyaAllah Bulan Desember kami bisa mencapai di atas 80 persen,” jelas dr. Suriyadi.
Sementara RSUD Awet Muda Narmada yang ditargetkan pendapatan Rp 45 miliar kini sudah merealisasikan pendapatan di angka 80,89 persen atau sekitar Rp 36,6 miliar. Begitu juga dengan target pendapatan di Dinas Kesehatan melalui puskesmas. Realisasinya cukup menggembirakan mencapai Rp52 miliar atau 89,4 persen dari target Rp 58 miliar.
Sementara itu, dalam jawaban Pandangan Umum Fraksi-fraksi dewan mengenai optimalisasi pendapatan, Asisten III Setda Lobar, H. Fauzan Husniadi, menanggapi kritik dewan mengenai belum maksimalnya PAD direspons dengan penegasan bahwa APBD 2026 memprioritaskan program unggulan pariwisata yang fokus pada pemulihan dan penguatan sektor tersebut.
Program unggulan pariwisata tahun 2026 akan dipusatkan pada lima area. Penataan Destinasi Unggulan, Peningkatan Akses dan Fasilitas, Penguatan Desa Wisata, Promosi Terpadu, dan Pengembangan Event dan Sport Tourism.Pemkab Lobar juga berupaya mengoptimalkan daya tarik budaya daerah, dengan mengusulkan event historis “Perang Topat” untuk masuk ke dalam Karisma Event Nusantara (KEN) 2026, yang diharapkan mampu meningkatkan kunjungan dan lama tinggal wisatawan di Bumi Gora. (her)


