Mataram (globalfmlombok.com) – Pemerintah Kota Mataram membangun komitmen harus terbebas dari anak jalanan, gepeng, dan pengemis. Ikhtiar ini dilakukan dengan menggelar patroli rutin di seluruh sudut kota. Penyandang kesejahteraan sosial didata dan diassesment sebagai penerima bantuan pemerintah.
Kepala Dinas Sosial Kota Mataram, Drs. Lalu Syamsul Adnan menerangkan, Dinas Sosial sesuai fungsinya melakukan penertiban anak jalanan, gepeng, dan pengemis. Satgas sosial melakukan pengecekan di semua sudut kota serta tempat-tempat strategis yang menjadi lokasi mangkalnya penyakit kesejahteraan sosial tersebut.
Pihaknya memiliki kewajiban menjaga dan merawat kota ini, agar tidak ada satupun warga turun ke jalan untuk meminta-minta. “Satgas sosial rutin turun mengecek seluruh sudut kota, untuk memastikan tidak ada gepeng dan pengemis meminta-minta,” terang Syamsul ditemui pada Senin, 22 September 2025.
Syamsul memahami warga yang mengemis di jalanan akibat faktor himpitan ekonomi. Permasalahan utama ini, harus dituntaskan. Salah satunya caranya adalah mendata kondisi ekonomi mereka. Jika yang bersangkutan masuk desil I-V, maka layak menerima bantuan. “Jangan sampai pendataan dilakukan tetapi tidak ada solusi,” tegasnya.
Di satu sisi, pihaknya juga melakukan assesment terhadap anak jalanan, gepeng, dan pengemis. Asesmen berkoordinasi dengan camat dan lurah. Proses asesmen diperlukan untuk memastikan mereka layak atau tidak menerima bantuan.
Ia menyebutkan dua kategori penerima bantuan yakni, pertama, perlindungan secara ekonomi. Kategori ini memang harus diintervensi melalui program bantuan tunai dan sejenis. Kedua, pemberdayaan ekonomi. Kategori ini termasuk masyarakat kurang mampu tetapi intervensinya melalui pelatihan keterampilan serta bantuan peralatan, guna menunjang keterampilan mereka untuk lebih produktif. “Dua jenis ini yang harus benar-benar kita cermati sebelum mengintervensi bantuan,” ujarnya.
Mantan Kabag Organisasi dan Tata Laksana Setda Kota Mataram menyadari, komitmen Kota Mataram agar terbebas dari anjal, gepeng, dan pengemis tidak mudah. Artinya, perlu bantuan dari berbagai pihak termasuk dari akademisi, tokoh agama, tokoh masyarakat, anggota DPRD, NGO, serta masyarakat.
Pelibatan seluruh elemen ini, penting untuk membantu pemerintah terutama dari aspek sosialisasi serta edukasi. Anjal, gepeng, dan pengemis beraktivitas di jalan, karena faktor membiasakan. Ia menyarankan warga yang berkecukupan secara ekonomi, tidak memberikan apapun kepada anjal, gepeng, dan pengemis di pinggir jalan atau di pusat keramaian.
Jika ingin menyumbang menyalurkan bantuannya melalui lembaga resmi seperti Baznas atau lembaga resmi lainnya. “Jika mau langsung melalui sasaran bisa berkoordinasi dengan kaling atau pengurus masjid di lingkungan, karena mereka punya data. Kita harus mulai belajar untuk tidak membiasakan masyarakat untuk turun meminta-minta di jalan,” demikian harapnya. (cem/*)