Mataram (globalfmlombok.com) – Dinas Lingkungan Hidup Kota Mataram, sedang memutar otak untuk mencari lahan sementara untuk dijadikan tempat pembuangan sampah sementara. Tiga lokasi sedang dipersiapkan, tetapi perlu mengantisipasi dampak sosial.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Mataram, H. Nizar Denny Cahyadi mengaku sedang memikirkan solusi jangka pendek, untuk penanganan sampah di Kota Mataram pasca pembatasan pembuangan sampah di Tempat Pengolahan Akhir Regional Kebon Kongo, Desa Suka Makmur, Kecamatan Gerung, Kabupaten Lombok Barat.
Informasi dari pengelola TPA Regional Kebon Kongo akan membuka landfill baru di tengah-tengah antara landfill lama dan landfill baru, sehingga minimal menampung sampah selama setahun. “Sementara landfill ini selesai dikerjakan kita sedang menyiapkan lahan alternatif,” terang Denny ditemui pada, Jumat (19/12/2025).
Tiga lahan alternatif membuang sampah yakni, lahan di eks Bebek Galih, lahan di kompleks perkantoran lingkar selatan, dan jika kondisinya mendesak akan menggunakan lahan di TPST Kebon Talo, Kelurahan Ampenan Utara, Kecamatan Ampenan. Tiga lokasi ini sifatnya alternatif saja dan belum pasti digunakan, karena perlu memikirkan dampak sosial. “Lahan ini alternatif belum tentu kita gunakan juga,” ujarnya.
Pembatasan ritase memicu penumpukan sampah. Ia memprediksi TPS Sandubaya sudah tidak mampu menampung sampah, karena hampir penuh.
“Kalau jumlah tumpukan sampah tidak bisa saja hitung, karena kondisinya sekarang sudah hampir penuh,” ujarnya.
Alternatif lain yang sedang diikhtiarkan adalah berkomunikasi dengan Kabupaten Lombok Barat dan Kabupaten Lombok Tengah, untuk bisa membuang sampah ke Tempat Pengolahan Akhir yang dikelola. Akan tetapi, konsekuensinya biaya bahan bakar meningkat dan retribusi yang harus disetor ke pengelola TPA. “Sekarang ini, kita sedang coba komunikasi dulu,” tandasnya.
Adapun solusi jangka panjang lanjut Denny, bantuan dari pemerintah pusat telah final bahwa Kota Mataram mendapatkan pembiayaan untuk pembangunan TPST Kebon Talo sekitar Rp97 miliar, untuk pembangunan fisik. Sementara, anggaran supervisi Rp4,1 miliar. Proyek ini langsung ditangani oleh Dirjen Cipta Karya Kementerian PU RI.
Menurut dia, TPST Kebon Talo menjadi solusi jangka panjang, karena Kota Mataram tidak memiliki lahan lagi untuk membangun TPA. Pihaknya mengharapkan TPST Kebon Talo menjadi solusi jangka panjang karena bisa mengcover setengah dari produksi sampah di Kota Mataram. Sedangkan, sisanya akan diolah di TPST Sandubaya dan pengelolaan menggunakan incinerator di TPS Sandubaya. (cem)


