Tanjung (globalfmlombok.com)
Polres Lombok Utara (Lotara) memperkuat implementasi toleransi beragama dengan membangun Bale Gong Pura Amerta Giri Rinjani. Fasilitas tempat ibadah ini melengkapi fasilitas tempat ibadah yang lebih dulu tersedia.
Keberadaan tempat ibadah untuk personel dari 5 agama berbeda ini, menjadikan Polres Lotara sebagai satu-satunya Mapolres di jajaran Polda NTB yang memiliki 5 rumah ibadah. Meliputi, masjid, gereja, vihara, pura, dan kelenteng.
Sementara, pembangunan Bale Gong di Pura Amerta Giri Rinjani mempertegas posisi institusi ini sebagai rumah besar toleransi di Kabupaten Lombok Utara (KLU).
Peletakan batu pertama pembangunan Bale Gong dan Gapura Pura Amerta Giri Rinjani, dilaksanakan bertepatan dengan Wraspati Kliwon, Wuku Menail.
Kapolres Lombok Utara, AKBP Agus Purwanta, SIK., menyampaikan dukungan penuh terhadap pembangunan sarana ibadah bagi anggota, sebagai bentuk kepedulian terhadap keseimbangan spiritual dalam menjalankan tugas kepolisian.
“Personel yang kuat harus punya dukungan spiritual yang kuat pula. Saya bangga dengan semangat toleransi di Lombok Utara ini,” tegas Kapolres.
Pura Amerta Giri Rinjani sendiri telah berdiri sejak tahun 2019 dan menjadi salah satu dari lima rumah ibadah lintas agama di lingkungan Polres Lombok Utara. Saat ini, terdapat sedikitnya 164 anggota Ikatan Keluarga Besar Hindu (IKBH) yang aktif memanfaatkannya untuk kegiatan keagamaan.
“Pembangunan Bale Gong ini bukan sekadar fasilitas tambahan, tetapi juga menjadi landmark spiritual dan kultural,” imbuhnya.
Sementara, Ketua Bhayangkari Cabang Lombok Utara, Heny Agus Purwanta menegaskan bahwa Bale Gong akan menjadi ruang ekspresi seni dan kebudayaan Hindu, serta warisan toleransi yang hidup di tubuh Polres. Bhayangkari turut mendukung pembangunan ini bukan hanya secara moril, tetapi juga sebagai upaya menanamkan nilai keberagaman.
“Bhayangkari juga tengah merancang agenda latihan seni tari dan budaya Hindu di Bale Gong, yang akan ditampilkan pada saat peresmian bangunan nanti,” imbuhnya.
Kesempatan yang sama, Ketua Panitia Pembangunan Pura, Iptu I Putu Sastrawan, SH., menyatakan tahapan pembangunan mengikuti ketentuan Kosala Kosali, yaitu tata letak dan arsitektur suci Hindu Bali. Anggaran pembangunan yang digunakan saat ini mencapai Rp 60 juta bersumber dari kas IKBH dan dukungan internal Polres.
“Tantangannya lebih ke penyesuaian hari baik dan posisi bangunan sesuai adat. Tapi ini kami jalankan dengan semangat gotong royong dan kepatuhan spiritual,” katanya. (ari)