Sumbawa Besar (globalfmlombok.com) – Pemkab Sumbawa, menggelar Fokus Group Discussion (FGD) jelang rencana merelokasi menjangan yang saat ini berada di Pendopo ke pulau Moyo sebagai bentuk pelestarian ikon Sumbawa tersebut.
“Jadi, FGD ini kita lakukan untuk mencari jalan keluar terbaik terkait rencana tersebut. Masukan dari BKSDA dan JKPI sangat kita harapkan untuk merealisasikan rencana tersebut,” kata Bupati Sumbawa, Ir. H. Syarifuddin Jarot, Rabu (18/6).
Dikatakan haji Jarot, saat ini populasi menjangan di Pendopo sudah mencapai 130 ekor dan kondisinya cukup memprihatinkan. Angka 130 ekor ini sebenarnya sudah sangat over kapasitas dengan luas lahan yang dimiliki dilokasi tersebut sehingga kondisinya tidak sehat.
“Alasan relokasi kita lakukan karena kondisi menjangan yang ada sangat memperihatinkan dan fisiknya pun sangat kecil dibandingkan dengan menjangan yang dilepasliarkan,” ucapnya.
Menurutnya, keputusan ini diambil setelah melalui berbagai pertimbangan lingkungan dan kelangsungan satwa. Apalagi kondisi lingkungan di Pendopo Bupati sudah tidak lagi layak untuk habitat rusa tersebut.
“Kondisi lingkungan tempat hidup rusa sudah tidak sehat, rumput dan daun sebagai sumber makanannya mulai sulit ditemukan, dan pohon-pohon di sekitarnya sudah habis,” tambahnya.
Selain itu lanjut Haji Jarot, keberadaan menjangan ini juga mulai mengganggu lingkungan sekitar dengan adanya keluhan warga karena habitat yang sempit. Selain itu anggaran yang dikeluarkan setiap tahun untuk pemeliharaan dan pakan menjangan ini mencapai Rp180 juta.
“Pengeluaran rutin APBD untuk satwa yang tidak bisa hidup sehat di tempatnya saat ini menjadi beban yang tidak produktif. Makanya pemindahan menjadi solusi terbaik agar rusa bisa hidup di habitat yang lebih alami dan seimbang,” ucapnya.
Dia melanjutkan, berdasarkan hasil penilaian saat ini maka lokasi yang cocok untuk relokasi tersebut di Pulau Moyo. Lokasi tersebut dianggap sebagai tempat yang lebih sesuai dan alami untuk rusa berkembang.
“Kami juga akan bekerjasama dengan TNI dan Polri untuk menjaga keberadaan rusa disamping keamanan dan kelestarian hutan di Pulau Moyo, yang kini mulai terancam perambahan,” tambahnya.
Ia menambahkan, proses relokasi akan dilakukan secara bertahap, mulai dari pemindahan sebagian rusa untuk memastikan kesehatan dan kondisi mereka stabil di lokasi baru. Bupati juga berjanji akan melibatkan semua pihak dalam pembahasan terkait aspek hukum, teknis, hingga dampak positif dan negatif dari relokasi.
“Ini bukan sekadar memindahkan, tapi memastikan keberlanjutan dan kesejahteraan rusa serta ekosistemnya. Pemindahan rusa ini dapat menjadi contoh pengelolaan satwa yang ramah lingkungan sekaligus mendukung pariwisata alam di Sumbawa,” tukasnya. (ils)