Mataram (Suara NTB) –
Kelangkaan gas elpiji 3 kilogram (gas melon) masih dirasakan masyarakat Kota Mataram hingga pekan ini, khususnya di wilayah Kekalik. Berdasarkan pantauan Global FM Lombok pada Rabu (18/6), sejumlah warga terlihat berebut gas melon saat pasokan baru tiba di salah satu pangkalan elpiji di kawasan Kekalik Jaya.
Salah seorang warga, Sumiati, mengaku sudah menunggu sejak pagi demi mendapatkan satu tabung gas. “Kalau tidak cepat, bisa tidak kebagian. Sudah dua hari saya keliling cari gas,” ungkapnya.
Sementara itu, di tingkat pengecer, tabung-tabung kosong tampak tersusun di depan kios dan warung. Salah seorang pedagang di wilayah Kekalik, Masni, mengaku belum mendapat jatah dari pangkalan karena seluruh stok habis diserbu warga.
“Biasanya kita stok sampai 10 tabung, sekarang tidak ada. Kalaupun dapat cuma 2 atau 3. Pangkalan kan lebih mendahulukan warga daripada pengecer,” katanya.
Kelangkaan juga dirasakan pelaku usaha kecil. Salah seorang pedagang ayam geprek di Kekalik Jaya, Asni, menyebut sejak pekan lalu ia kesulitan mendapatkan gas untuk keperluan usahanya. “Biasa saya beli 20 ribu, mulai susah dicari sejak minggu kemarin, dan harganya jadi mahal, 25 ribu. Malah ada tetangga saya yang dapat di harga 27 ribu,” ungkapnya.
Harga gas elpiji di tingkat pengecer kini bervariasi dan melampaui harga eceran tertinggi (HET). Di sejumlah kos-kosan sekitar Kekalik, elpiji 3 kilogram dijual seharga Rp25.000 hingga Rp27.000 per tabung. “Kami butuh buat masak, jadi mau tidak mau beli walau mahal,” ujar Rahman, seorang mahasiswa yang tinggal di salah satu kos di Kekalik Jaya.
Kondisi ini membuat warga khawatir kelangkaan akan berlangsung lebih lama. Mereka meminta perhatian dari pemerintah untuk memastikan pasokan tetap lancar dan harga stabil. “Kami ini masyarakat kecil. Kalau gas langka dan mahal begini, kami yang susah,” keluh Asni.
Warga juga berharap ada pengawasan langsung dari pemerintah terhadap harga di lapangan. “Kalau bisa ada operasi pasar atau pengawasan langsung dari dinas, supaya penjual tidak seenaknya naikin harga,” tambahnya.
Menanggapi hal tersebut, Plt. Kepala Dinas Perdagangan (Disdag) Kota Mataram, Lalu Martawang, menyatakan bahwa pihaknya telah melakukan pengecekan langsung ke sejumlah pangkalan LPG di Kota Mataram. Ia memastikan bahwa tim dari Disdag telah bergerak di lapangan untuk memantau kondisi distribusi.
Sebagai langkah antisipatif, Martawang menyebut Pemkot Mataram telah menandatangani rekomendasi untuk penambahan satu pangkalan baru, yang diharapkan bisa memperkuat pasokan dan menekan lonjakan harga.
Sementara itu, Kepala Bidang Bahan Pokok dan Penting (Bapokting) Disdag Kota Mataram, Sri Wahyunida, menyampaikan bahwa hingga awal pekan ini sekitar 80.000 tabung elpiji 3 kilogram telah disiapkan untuk kebutuhan warga.
Salah satu agen elpiji bahkan dilaporkan telah menyalurkan hingga 600 tabung dalam satu hari. Penyaluran tersebut dilakukan menggunakan satu truk bermuatan sekitar 560 tabung, yang langsung didistribusikan ke sejumlah pangkalan di wilayah terdampak. Distribusi ini disebut sudah mulai berjalan secara bertahap untuk mengurangi tekanan permintaan di lapangan. (hir)