BUDIDAYA ulat maggot di Kelurahan Monjok Timur, Kecamatan Selaparang, merupakan salah satu inisiatif dalam mengelola sampah organik dan meningkatkan perekonomian masyarakat. Akan tetapi, program ini menghadapi kendala sumber daya manusia (SDM) yang perlu diatasi supaya dapat berkembang secara berkesinambungan.
Lurah Monjok Timur, Sumanto menyampaikan, saat ini kendala yang dihadapi dalam pengelolaan budidaya ulat maggot adalah kekurangan sumber daya manusia (SDM) untuk mengurus pemeliharaan program tersebut. Namun, budidaya yang dikembangkan oleh pemuda kreatif tetap berjalan. “Saat ini masih berjalan kondisi proses pembesaran di situ,” ucapnya saat dikonfirmasi pada, Rabu (18/6).
Ia menjelaskan, SDM sebelumnya yang mengelola maggot atau (Black Soldier Fly) sedang bekerja di Tempat Pembuangan Sementara Terpadu (TPST) Sandubaya. Ia masih mengupayakan untuk mencari petugas pengelola istana maggot yang mampu dan konsisten dalam bekerja agar program inovatif ini terus berlanjut.
Sumanto menyebutkan, dalam satu bulan ia panen dua kali. Hasil panen pada ulat maggot jumlahnya tidak menentu mulai dari dua hingga puluhan kilogram. Satu kilogram biasanya dijual dengan harga Rp6.000-Rp7.000. “Yang dulu hampir sampai puluhan kilogram, kalau sekarang secukupnya karena volumenya sedikit,” jelasnya.
Menurutnya, budidaya maggot ini sebenarnya sebagai upaya Pemkot Mataram mengurangi produksi sampah yang dibuang ke TPST Sandubaya maupun ke Tempat Pengolahan Akhir Regional (TPAR) Kebon Kongok. Selain itu, pemerintah mendorong sekaligus membangun kesadaran masyarakat untuk melakukan pemilahan sampah organik dan anorganik.
Selain itu, edukasi kepada masyarakat mengenai pentingnya pemilahan sampah organik dan anorganik juga menjadi fokus utama. Kesadaran masyarakat dalam memilah sampah dari rumah tangga diharapkan dapat meningkatkan ketersediaan pakan maggot dan mendukung keberlanjutan program ini.
Ia berharap, bagaimana program ini tetap berjalan supaya kedepannya menjadi salah satu contoh bagi kelurahan lain untuk bisa diikuti dalam mengelola sampah organik skala lingkungan untuk meningkatkan perekonomian masyarakat. (pan)