Mataram (globalfmlombok.com)-
Perekonomian Nusa Tenggara Barat (NTB) mulai menunjukkan perbaikan meskipun pada triwulan II-2025 masih mencatat kontraksi sebesar -0,82 persen (year-on-year). Perbaikan ini didorong oleh konsumsi rumah tangga yang tetap tumbuh seiring terkendalinya inflasi, serta akselerasi industri pengolahan yang melonjak hingga 66,19 persen.
Kondisi tersebut mengemuka dalam pembukaan Diseminasi Perekonomian Provinsi NTB yang digelar secara hibrid di Mataram, Rabu (17/9/2025), dengan tema “Agroindustri Sebagai Katalisator Pertumbuhan Ekonomi Baru dan Inklusif”.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi NTB, Hario K. Pamungkas, menjelaskan bahwa perbaikan ekonomi daerah juga tercermin dari penurunan tingkat kemiskinan, ketimpangan, pengangguran terbuka, serta berkurangnya pekerja informal. Sektor pertanian, pariwisata, dan industri pengolahan masih menjadi penopang utama penyerapan tenaga kerja.
“Pertanian NTB memiliki potensi hulu yang besar, namun menghadapi tantangan distribusi yang belum efisien, investasi terbatas, dan biaya logistik tinggi. Karena itu, pengembangan agroindustri menjadi kunci untuk meningkatkan nilai tambah produk pertanian, memperpendek rantai distribusi, serta memperluas peluang investasi dan lapangan kerja,” kata Hario.
Asisten III Sekretariat Daerah NTB, Hj. Eva Dewiyani, menambahkan bahwa agroindustri adalah masa depan perekonomian daerah. Menurutnya, komoditas unggulan NTB harus terus dikembangkan agar memiliki daya saing kuat, sekaligus bersinergi dengan sektor pariwisata untuk memperluas pasar hingga ke level global.
“Sinergi dan komitmen perlu diperkuat untuk mempercepat hilirisasi pertanian dan membangun ekosistem industri yang berdaya saing. Harapannya forum ini melahirkan gagasan nyata agar struktur ekonomi NTB lebih tangguh, seimbang, dan berkelanjutan,” ujarnya.
Diseminasi perekonomian tersebut juga menghadirkan tiga narasumber, yakni Sekretaris Dirjen Industri Agro Kementerian Perindustrian Yulia Astuti, Dewan Penasihat LPEM FEB Universitas Indonesia Prof. Mohamad Ikhsan, dan Manajer Griya Cokelat Nglanggeran Sugeng Handoko. Mereka membahas prospek ekonomi global dan nasional, kebijakan hilirisasi industri agro, hingga praktik baik pengembangan komoditas potensial berbasis desa wisata.
Kegiatan itu dihadiri oleh unsur Forkopimda NTB, instansi vertikal, kepala OPD terkait, perbankan, akademisi, kelompok sadar wisata, media, serta mitra strategis lainnya. Forum ini diharapkan memperkuat kolaborasi lintas sektor untuk menjadikan agroindustri sebagai katalis pertumbuhan ekonomi baru di NTB.(ris/r)