Bima (globalfmlombok.com) – Memasuki akhir tahun, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bima mulai bersiap menghadapi potensi bencana hidrometeorologi. Berbagai pihak pun dilibatkan untuk memperkuat langkah antisipasi di lapangan.
Instansi yang terlibat antara lain BMKG, BBWS Nusa Tenggara I, Baznas, PMI, Orari, MDMC, KPH Maria Donggo Masa, KPH Marowa, serta sejumlah mitra kerja BPBD lainnya.
Kepala BPBD Kabupaten Bima, H. Isyah, menegaskan pentingnya evaluasi menyeluruh dan tindak lanjut konkret dalam menghadapi potensi bencana, terutama kekeringan dan kebakaran hutan serta lahan, sekaligus persiapan memasuki musim hujan.
“Ini bukan hanya sekadar koordinasi biasa, tapi juga untuk memastikan langkah nyata di lapangan. Ke depan, kita perlu kolaborasi yang lebih intensif untuk menghitung cepat dampak kerusakan dan kerugian akibat bencana,” tuturnya pada Rabu (15/10/2025).
Ia juga meminta seluruh OPD teknis meningkatkan sinergi, baik pada tahap pra maupun pascabencana. Menurutnya, kerja sama lintas sektor akan mempercepat penanganan sekaligus meminimalkan dampak terhadap masyarakat.
Dari sisi meteorologi, Bagian Kebencanaan BMKG Bandara M. Salahudin Bima menyampaikan bahwa potensi ancaman bencana di wilayah Kabupaten Bima diprediksi meningkat mulai November 2025.
“Bulan Desember nanti kita masuk level siaga. Puncaknya terjadi pada Januari 2026, sebelum curah hujan berangsur menurun di Maret hingga April,” jelasnya.
Kondisi ini, lanjutnya, perlu diantisipasi sejak dini agar masyarakat lebih siap menghadapi cuaca ekstrem. Ia mengingatkan agar upaya mitigasi tidak hanya dilakukan menjelang bencana, tetapi juga secara berkelanjutan.
Isyah pun mengimbau masyarakat untuk segera melakukan gotong royong membersihkan saluran air dan sungai agar aliran air tetap lancar saat hujan deras turun. “Informasi peringatan dini akan terus disebarluaskan melalui berbagai kanal media sosial dan jaringan komunikasi masyarakat,” ucapnya.
BPBD bersama para mitra juga berkomitmen memperkuat edukasi kebencanaan di tingkat desa. Upaya ini dinilai penting agar masyarakat memahami langkah mitigasi serta penanganan awal ketika bencana terjadi.
Isyah menekankan bahwa kesadaran kolektif menjadi kunci utama dalam menghadapi bencana. “Menjaga lingkungan bukan hanya tugas pemerintah. Semua orang bertanggung jawab. Kalau kita sama-sama peduli, dampak bencana bisa kita kurangi,” ujarnya.
Dengan kesiapsiagaan yang diperkuat melalui sinergi lintas sektor, BPBD Kabupaten Bima berharap masyarakat dapat menghadapi musim hujan dan potensi bencana hidrometeorologi dengan lebih siap dan tangguh. (hir)