Mataram (globalfmlombok.com)-
Sejumlah warga di berbagai wilayah rawan banjir mendesak Pemerintah Kota Mataram untuk segera melakukan normalisasi sungai dan perbaikan sistem drainase secara maksimal. Langkah ini penting sebagai antisipasi terhadap potensi banjir susulan yang bisa terjadi sewaktu-waktu, terutama di tengah musim hujan yang masih berlangsung.
Salah satu warga Kelurahan Kekalik Jaya, Kecamatan Sekarbela, Rohini mengungkapkan, banjir di wilayahnya menyebabkan banyak rumah terendam hingga setinggi satu meter. Ia menyebut, salah satu penyebab banjir adalah tersumbatnya saluran air dan pendangkalan sungai. Oleh karena itu, perlu dilakukan normalisasi lebih maksimal untuk mengantisipasi banjir susulan.
‘’Meminimalisir agar tidak terjadi banjir berikutnya, kita minta pemerintah harus rutin mengeruk sungai supaya saluran air lebih lancar ketika air hujan deras,’’ ujarnya saat dikonfirmasi pada, Minggu, 13 Juli 2025.
Rohini menuturkan, bahwa setiap terjadi hujan deras di wilayahnya di RT. 02 kerap kali mengalami genangan dengan ketinggian air mencapai 50 cm. Namun, hujan yang terjadi pekan lalu dinilai paling parah. Pasalnya, hampir seluruh kawasan di Kota Mataram terdampak. “Sebelumnya sudah pernah terjadi sudah tiga kali, tapi ini yang paling parah. Sampai masuk ke rumah, padahal rumah saya tinggi. Kami berharap ada langkah nyata. Sungai di belakang rumah sudah dangkal dan penuh sampah. Drainasenya juga mampet,” ucapnya.
Hal senada juga disampaikan oleh Samini, warga Lingkungan Pengempel Indah, Kelurahan Bertais. Ia mengatakan, banjir yang melanda hampir seluruh kecamatan di Kota Mataram pada pekan lalu merupakan bencana alam yang menyisakan trauma. Pasalnya, ketinggian banjir sampai dua meter, sehingga menyebabkan sejumlah rumah terendam, bahkan sampai rusak parah.
Oleh karena itu, peristiwa ini menjadi evaluasi bersama dalam meningkatkan mitigasi dengan meminimalkan risiko bencana, baik pemerintah daerah maupun masyarakat. “Dari kesadaran kita semua untuk tidak membuang sampah sembarangan, terutama di sungai dan drainase. Kemudian untuk pengerukan di sungai agar tetap dilakukan ketika sudah dangkal,” katanya.
Warga berharap agar upaya ini tidak hanya menjadi wacana, mengingat ancaman banjir bisa datang sewaktu-waktu. Mereka juga mengusulkan program kerja bakti massal dan edukasi pengelolaan sampah untuk mencegah sumbatan di drainase lingkungan. Dengan cuaca ekstrem yang kian tidak menentu, kolaborasi antara pemerintah dan masyarakat menjadi kunci utama untuk mencegah terulangnya bencana banjir di masa mendatang. (pan)