Mataram (globalfmlombok.com) – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Mataram mencatat jumlah kasus HIV/AIDS di wilayahnya mencapai 116 orang hingga Agustus 2025. Meski angka ini tergolong tinggi untuk skala kota, Dinkes menegaskan bahwa mayoritas penderita bukan merupakan warga asli Mataram, melainkan berasal dari luar daerah.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Mataram, dr. H.Emirald Isfihan mengatakan, data tersebut diperoleh dari hasil skrining dan pelacakan aktif yang dilakukan di sejumlah fasilitas kesehatan, termasuk rumah sakit dan puskesmas.
Dari total 116 kasus yang tercatat pada 2025, sebagian besar pasien berdomisili atau memiliki KTP dari luar Kota Mataram. Mereka datang ke Mataram untuk bekerja, berobat, atau tinggal sementara. “Sebanyak 42 orang yang merupakan warga Mataram, sisanya warga luar,” ungkapnya, Senin, 11 Agustus 2025.
Menurut Emirald, tingginya angka kasus HIV di Mataram tidak sepenuhnya mencerminkan penyebaran lokal. Hal ini disebabkan oleh tingginya mobilitas penduduk, mengingat Mataram merupakan ibu kota provinsi sekaligus pusat layanan rujukan kesehatan.
“Sebagai pusat provinsi, mobilitas penduduk di Mataram sangat tinggi. Selain itu, ada 16 rumah sakit yang aktif melakukan skrining. Jadi, banyak kasus yang terdeteksi sebenarnya berasal dari luar kota,” jelasnya.
Ia menambahkan, prinsip dasar dalam penanganan penyakit menular adalah menemukan kasus sebanyak-banyaknya sedini mungkin, agar penularannya bisa ditekan sebelum menyebar ke orang lain.
“HIV ini berbahaya karena gejala AIDS baru muncul lima hingga sepuluh tahun setelah terinfeksi. Kalau tidak ditemukan sejak awal, penderita tidak sadar bahwa dirinya positif, dan itu bisa menularkan ke banyak orang,” katanya.
Lebih lanjut, Emirald menjelaskan bahwa upaya penemuan kasus dilakukan secara aktif maupun pasif. Penemuan pasif terjadi saat pasien datang sendiri karena sudah bergejala. Sementara penemuan aktif dilakukan melalui pelacakan ke komunitas berisiko tinggi, termasuk tempat hiburan.
Dinkes juga menggandeng komunitas peduli HIV/AIDS untuk mengedukasi masyarakat serta menghilangkan stigma terhadap Orang dengan HIV/AIDS (ODHA), yang selama ini menjadi tantangan dalam deteksi dini dan pengobatan.
Pemerintah Kota Mataram menegaskan komitmennya dalam menanggulangi penyebaran HIV. Beberapa langkah yang dilakukan antara lain memperluas layanan kesehatan, menyediakan obat antiretroviral (ARV) secara gratis, serta meningkatkan akses skrining bagi ibu hamil, pasien TB, dan kelompok rentan lainnya.
Dinkes juga mengimbau masyarakat untuk terus menjaga perilaku hidup sehat, menghindari aktivitas berisiko tinggi, serta ikut berperan aktif dalam upaya pencegahan HIV/AIDS. Masyarakat juga diingatkan untuk tidak memberikan stigma terhadap ODHA, demi terciptanya lingkungan yang lebih inklusif dan sehat. (pan)