Mataram (Suara NTB)- Sedikitnya 115 gempa susulan melanda Lombok dan Sumbawa hingga Minggu (29/7) kemarin. Gempa susulan relatif lebih kecil dari guncangan sebelumnya 6,4 SR pada 47 kilometer timur laut Kota Mataram pada kedalaman 24 Kilometer.
Hingga saat pukul 13.00 Wita, terjadi 115 kali gempa susulan dengan magnitudo terbesar 5,7 SR. “Kami meminta masyarakat untuk tetap waspada namun tetap tenang dan jangan panik,” saran Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Mataram, Agus Riyanto, SP.,MM.
Dia mencermati lokasi episenter, kedalaman hiposenter dan mekanisme sumbernya, maka gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa dangkal. Ini akibat aktivitas Sesar Naik Flores (Flores Back Arc Thrust).
“Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan gempa ini, dibangkitkan oleh deformasi batuan dengan mekanisme pergerakan naik (thrust fault),” kata Agus Riyanto.
Guncangan gempa bumi ini dilaporkan telah dirasakan di daerah Lombok Utara pada skala VI-VII MMI, Lombok Barat, Lombok Timur, Mataram, Lombok Tengah, Sumbawa Barat dan Sumbawa Besar pada skala intensitas skala II SIG-BMKG (IV MMI). Gempa meluas hingga Bali skala II SIG-BMKG (III-IV MMI). Sementara di Bima skala II SIG-BMKG (III MMI), Mataram pada skala skala II SIG-BMKG atau III MMI.
Dijelaskan, pihaknya menerima laporan adanya dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempa bumi tersebut. Terdampak di Desa Darakunci, Lombok Timur. Desa Sambik Elen, Kecamatan Bayan, Kabupaten Lombok Utara. Desa Tepes Sepakat, Kecamatan Berang Rea, Kabupaten Sumbawa Barat. Desa Pendua, Kecamatan Kayangan, Kabupaten Lombok Utara.
Agus Riyanto mengimbau kepada masyarakat agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan. (ars)
No Comments