Bima (globalfmlombok.com) – Penetapan Sultan Muhammad Salahuddin sebagai Pahlawan Nasional oleh Pemerintah Republik Indonesia disambut dengan rasa syukur, haru, dan kebanggaan oleh masyarakat serta pemerintah daerah di Bima. Keputusan ini dinilai sebagai bentuk pengakuan negara atas jasa besar Sultan ke-XIV Kesultanan Bima dalam memperjuangkan kemerdekaan dan membangun fondasi kebangsaan di masa awal Republik Indonesia.
Budayawan Bima, Husain Laodet, menyebut keputusan pemerintah tersebut sebagai langkah yang sangat tepat. Menurutnya, Sultan Salahuddin memainkan peran penting dalam masa peralihan dari sistem kerajaan menuju pemerintahan Republik Indonesia.
“Peran beliau sangat besar, terutama di masa transisi. Bagaimana seorang Sultan yang memiliki kekuasaan penuh justru dengan ikhlas melepaskan status kerajaan demi menjadi bagian dari Republik Indonesia. Itu bentuk kenegarawanan yang luar biasa,” ujarnya kepada globalfmlombok.com, Minggu (9/11/2025).
Husain menjelaskan, sebelum bergabung dengan Indonesia, Bima merupakan kerajaan besar di kawasan Indonesia Timur dengan sistem hukum dan pemerintahan sendiri. Namun, dengan kebijaksanaan dan pandangan jauh ke depan, Sultan Salahuddin memilih jalan persatuan bersama Indonesia, meskipun saat itu ada bujukan dan tekanan politik dari berbagai pihak.
“Beliau menunjukkan kebesaran hati yang jarang dimiliki penguasa lain. Bahkan, Soekarno beberapa kali datang ke Bima dan menjalin hubungan emosional yang kuat dengan beliau. Keduanya memiliki kedekatan spiritual, dan hingga kini kamar yang pernah digunakan Soekarno di Istana Kesultanan Bima masih terawat di Museum Asi Mbojo,” ungkapnya.
Lebih lanjut, Husain menegaskan bahwa pengorbanan Sultan Salahuddin tidak hanya dalam aspek politik dan moral, tetapi juga materiil. Setelah Bima resmi bergabung dengan Republik Indonesia, Sultan turut membantu menanggung biaya pembangunan fasilitas pemerintahan yang baru dibentuk.
“Beliau bukan sekadar simbol pemimpin, tapi pejuang sejati yang rela berkorban untuk rakyat dan negara. Wajar bila kini negara memberikan penghargaan tertinggi itu,” tegasnya.
Wali Kota Bima Sampaikan Rasa Bangga Sultan Bima Jadi Pahlawan Nasional
Dari kalangan pemerintah, Wali Kota Bima H. A. Rahman, S.E., menyampaikan rasa bangga dan syukur atas penghargaan tersebut. Ia menilai penetapan Sultan Salahuddin sebagai Pahlawan Nasional merupakan pengakuan atas jasa besar seorang pemimpin yang mengabdikan hidupnya untuk rakyat, agama, dan bangsa.
“Sultan Muhammad Salahuddin adalah sosok pemimpin bijaksana, pejuang kemerdekaan, sekaligus teladan bagi generasi bangsa. Nilai perjuangan dan kepemimpinan beliau akan terus menjadi inspirasi dalam membangun daerah dan negara,” ujarnya, Sabtu (8/11/2025).
Sementara itu, Wakil Wali Kota Bima, Feri Sofiyan, SH, menambahkan bahwa perjuangan Sultan Salahuddin memiliki makna nasional. “Perjuangan beliau bukan hanya untuk Bima, tapi juga untuk Indonesia. Pemerintah Kota Bima akan terus menggaungkan nilai perjuangan dan keteladanan beliau melalui kegiatan kebudayaan, pendidikan, serta pembinaan karakter generasi muda,” katanya.
Dari sisi Pemerintah Kabupaten Bima, apresiasi serupa disampaikan oleh Kepala Dinas Sosial Kabupaten Bima, Tajuddin. Ia menjelaskan bahwa perjuangan mengusulkan Sultan Salahuddin sebagai Pahlawan Nasional telah berlangsung sejak tahun 2020 dan melalui proses panjang serta ketat di tingkat pusat.
“Prosesnya tidak mudah. Kami harus menyiapkan banyak dokumen, bukti sejarah, serta berkoordinasi dengan keluarga Kesultanan, budayawan, hingga tim peneliti pusat. Alhamdulillah, perjuangan panjang itu akhirnya membuahkan hasil,” tuturnya.
Kebanggaan Seluruh Masyarakat Bima
Menurut Tajuddin, penetapan tersebut bukan hanya kebanggaan bagi pemerintah daerah, tetapi juga seluruh masyarakat Bima. “Beliau tokoh besar yang menegakkan syariat Islam, memperkuat pendidikan, dan berperan aktif dalam masa transisi menuju kemerdekaan. Kami bersyukur akhirnya beliau diakui sebagai Pahlawan Nasional,” imbuhnya.
Kabar bahagia ini juga disambut penuh haru oleh masyarakat. Salah seorang warga Kota Bima, Siti Rahmawati, mengaku bangga dan terharu atas pengakuan negara terhadap Sultan Salahuddin. “Akhirnya sejarah Bima diakui oleh negara. Ini bukan hanya penghargaan bagi keluarga Kesultanan, tapi juga bagi seluruh rakyat Bima,” ujarnya kepada globalfmlombok.com, Minggu (9/11/2025).
Ia berharap generasi muda Bima tidak melupakan sejarah perjuangan tokoh besar tanah Mbojo. “Anak-anak sekarang harus tahu, Sultan Salahuddin itu pemimpin yang rela berkorban demi rakyat dan bangsa. Kita semua patut meneladani beliau,” tambahnya.
Masyarakat Minta Pemerintah Jaga Peninggalan Sejarah Kesultanan Bima
Senada dengan itu, salah seorang warga Kabupaten Bima, Abdul Karim, menilai gelar Pahlawan Nasional tersebut sangat layak. “Beliau menyerahkan sebagian kekayaan Kesultanan untuk membantu pembangunan pemerintahan setelah kemerdekaan. Itu bukti nyata pengorbanan beliau,” ujarnya.
Ia juga mendorong pemerintah daerah untuk menjaga peninggalan sejarah Kesultanan Bima. “Museum Asi Mbojo, arsip, dan peninggalan sejarah lainnya harus dijaga agar generasi mendatang tahu siapa Sultan Salahuddin sebenarnya,” katanya.
Dari kalangan muda, seorang mahasiswa di salah satu Kampus Bima, Muhammad Fadil, menilai penetapan Sultan Salahuddin sebagai Pahlawan Nasional menjadi sumber inspirasi bagi generasi penerus.
“Selama ini kita banyak mengenal tokoh nasional dari Jawa, tapi kini kita punya panutan sendiri dari Bima. Sultan Salahuddin adalah simbol kecerdasan, kebijaksanaan, dan cinta tanah air,” ucapnya.
Dengan penetapan tersebut, masyarakat dan pemerintah Bima berkomitmen menjadikannya sebagai momentum untuk memperkuat semangat kebangsaan. Sosok Sultan Muhammad Salahuddin kini tidak hanya menjadi kebanggaan Bima, tetapi juga bagian dari sejarah besar bangsa Indonesia. (hir)


