Mataram (globalfmlombok.com) –
Perum Bulog Kantor Wilayah Nusa Tenggara Barat (NTB) memastikan pasokan beras di pasaran tetap aman menyusul penetapan kebijakan pemerintah pusat mengenai harga eceran tertinggi (HET) beras premium sebesar Rp14.900 per kilogram.
Pimpinan Wilayah Perum Bulog NTB, Mara Kamin Siregar, menegaskan bahwa berkurangnya sejumlah merek beras lokal di ritel modern bukan disebabkan oleh kelangkaan stok. Kondisi tersebut, katanya, lebih disebabkan oleh dinamika distribusi serta proses penyesuaian harga di tingkat produsen dan pedagang.
“Beras lokal yang tidak tampak di pasaran bukan berarti stok menipis. Sebagian besar beras lokal masih terserap di tingkat petani dan penggilingan karena harga gabah yang tinggi, sehingga belum banyak masuk ke pasar ritel,” ujar Siregar, Jumat (10/10).
Untuk menjaga stabilitas harga dan ketersediaan, Bulog NTB terus memperkuat intervensi pasar dengan menyalurkan beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) ke berbagai pasar tradisional di seluruh wilayah NTB. Setiap hari, Bulog menyalurkan hingga 100 ton beras SPHP guna memastikan masyarakat tetap mudah memperoleh beras dengan harga terjangkau.
Selain beras SPHP, Bulog juga memperkuat pasokan beras premium komersial di pasaran. Kedua jenis beras tersebut sebagian besar berasal dari hasil serapan petani lokal NTB yang dikenal menghasilkan beras pulen dan berkualitas tinggi.
“Bulog NTB tidak hanya menjaga stok di pasar dan ritel, tetapi juga membuka peluang kerja sama dengan kelompok masyarakat yang ingin menggelar pasar rakyat atau operasi pasar. Armada kami siap turun langsung membawa beras, minyak goreng, dan gula ke lokasi,” jelas Siregar.
Ia menegaskan, dengan langkah intervensi ini, masyarakat tidak perlu khawatir terhadap isu kelangkaan beras. “Baik beras SPHP maupun beras premium tersedia dalam jumlah cukup dan tersebar di berbagai saluran distribusi,” tambahnya.
Sebelumnya, Ketua Forum Komunikasi Sales Marketing (FKSM) yang juga Operational Manager MGM Supermarket, Hasbi, mengakui bahwa setelah HET baru diberlakukan, beberapa merek beras lokal memang belum kembali ke rak ritel modern. Namun, ia memastikan stok beras secara umum masih aman dan terkendali.
Langkah Bulog NTB memperkuat pasokan ini diharapkan dapat menenangkan masyarakat sekaligus menjaga stabilitas harga beras di tengah dinamika distribusi pangan nasional.


