Mataram (globalfmlombok.com) – Ketua DPRD Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), Hj. Baiq Isvie Rupaeda, menyoroti sejumlah hambatan utama dalam pengembangan pariwisata NTB, khususnya di Pulau Lombok. Meskipun NTB memiliki destinasi kelas dunia, keterbatasan akses penerbangan dan infrastruktur jalan dinilai menjadi penghalang utama untuk menarik lebih banyak wisatawan, baik domestik maupun mancanegara.
Menurut Isvie, kendala utama adalah mahalnya harga tiket pesawat ke Lombok serta terbatasnya jadwal dan rute penerbangan. Ditambah lagi, akses jalan menuju sejumlah destinasi wisata unggulan juga belum memadai. “Pulau Lombok ini punya destinasi wisata luar biasa, seperti Gili Trawangan, Gili Meno, Gili Air, Gili Gede, Pantai Selong Belanak, Kuta, Pantai Mawun, hingga Pantai Pink. Tapi akses ke sana masih sangat terbatas,” ujar Isvie pada Kamis, 7 Agustus 2025.
Isvie mencontohkan Pantai Pink di Lombok Timur, yang dikenal sebagai surga tersembunyi dengan pasir berwarna merah muda dan ombak yang tenang. Namun, kondisi jalan yang buruk membuat wisatawan kesulitan menjangkaunya. “Pantainya surga, jalannya neraka. Itulah Pantai Pink,” ucap politisi dari Partai Golkar itu dengan nada prihatin.
Masalah lain yang disorot adalah harga tiket pesawat dari Jakarta atau Bali ke Lombok yang dianggap tidak rasional. Ia menyebut harga tiket dari Jakarta ke Lombok berkisar antara Rp1,1 juta hingga Rp1,6 juta, bahkan dari Denpasar bisa lebih mahal hingga Rp1,2 juta untuk jarak yang relatif dekat.
“Dengan harga tiket semahal itu, destinasi yang bagus pun sulit dieksplor. Wisatawan jadi berpikir dua kali untuk datang ke Lombok,” jelas Isvie.
Senada dengan Isvie, politisi dan mantan Duta Besar Indonesia untuk Selandia Baru, Tontowi Yahya, juga menyampaikan keluhan soal sulitnya akses penerbangan ke Lombok. “Penerbangan dari Denpasar ke Lombok itu ada, tapi sangat terbatas. Ini harus jadi perhatian pemerintah pusat,” ujar Tontowi dalam acara di Senggigi Resort.
Ia bahkan berbagi pengalaman pribadi ketika kesulitan mendapatkan penerbangan dari Lombok ke Bali dan hanya menemukan satu jadwal pada pukul 06.00 pagi.
Kedua tokoh tersebut mendorong agar pemerintah pusat memberikan perhatian khusus dalam membuka lebih banyak jalur penerbangan langsung ke Lombok serta memperbaiki infrastruktur jalan menuju destinasi wisata unggulan. (ndi)