Seperti mati lampu ya sayang, seperti mati lampu
Cintaku tanpamu ya sayang bagai malam tiada berlalu..
Begitulah lirik lagu yang dibawakan King Nassar di Sirkuit Mandalika, Lombok Tengah pada Minggu 5 Oktober 2025, beberapa jam usai pembalap BK8 Gresini Racing, Fermin Aldeguer menjadi yang tercepat di lintasan dan berhasil mengangkat trofi pertamanya di perhelatan MotoGP Mandalika 2025.
Acara hiburan itu bertajuk “Pesta Rakyat Mandalika: Burn The Limit”. King Nassar berhasil menghipnotis puluhan ribu penonton di Sirkuit Mandalika dengan lagu-lagu andalannya, salah satunya lagu yang berjudul “seperti mati lampu”.
Penampilan Nassar penuh energi mengundang antusiasme yang besar dari penggemarnya di Lombok. Penampilannya yang energik membuat ribuan penonton ikut bernyanyi dan berjoget bersama, bahkan dengan gaya khasnya yang menghibur.
“Ke psikolog itu mahal, makanya nonton konser King Nassar aja,” kata Yuyun Kutari, penonton asal Mataram sambil tertawa lepas.
Ia berseloroh, konser dari penyanyi dangdut yang penuh energi membuat suasana menjadi meriah dan bisa menghilangkan stress. Selain terhibur dengan lagu-lagunya Nassar, ia juga terhibur dengan kualitas suara dan lighting panggung yang memiliki daya tarik visual yang keren.
“Saya di sirkuit sejak sebelum dimulainya balapan sampai di momen konser. Semuanya lancar. Tak ada insiden listrik padam misalnya. Mati lampu hanya dalam lirik lagunya King Nassar aja” kata Yuyun tersenyum.
Di malam sebelumnya, Sabtu 4 Oktober, band papan atas Dewa 19 menggebrak panggung Mandalika. Puluhan ribu baladewa – sebutan fans Dewa 19 – memadati area Pesta Rakyat Mandalika untuk melihat secara langsung aksi panggung Ahmad Dhani dan Kawan-kawan.
“Keren ini, suara kita sampai serak ikut nyanyi,” kata Viqi, penonton dari Mataram. Ia memuji keandalan listrik dari PLN, sehingga acara konser tuntas tanpa hambatan.
Awaludin, awak media BTV juga mengaku sangat menikmati semua event di Sirkuit Mandalika, mulai dari kegiatan balapan Moto3,Moto3, MotoGP hingga acara hiburan yang disediakan oleh MGPA, selaku penyelenggara lokal.
“Semua aman. Jaringan seluler kencang, listrik aman. Ini sangat menunjang aktivitas saya selama bertugas,” tuturnya.
Menjaga Energi Listrik hingga Garis Finis
Menteri Pemudan dan Olahraga (Menpora) Erick Thohir yang datang secara langsung di momen final MotoGP memuji hadirnya listrik PLN yang tangguh selama pelaksanaan event. Ini menjadi syarat penting untuk kelancaran event.
“Luar biasa listriknya nyala terus,” ujarnya.
Dari sudut yang lain, Gubernur Nusa Tenggara Barat, Lalu Muhamad Iqbal, ikut berkomentar dengan gaya khasnya. “Sudah dibilangin, pahlawan setiap acara itu PLN,” ujarnya sambil mengangkat dua jempol. “Pokoknya top, dua topnya!”
Ia menuturkan, beberapa kali event besar selama pemerintahannya, PLN selalu memberi rasa aman pada pasokan daya, misalnya event Festival Olahraga Masyarakat Nasional (FORNAS) VIII yang digelar di NTB akhir Juli lalu dan event Pocari Run, PLN tetap menjadi terdepan dengan teknologi terkininya.
Pujian ke PLN memang berlebihan. Terlebih sejak MotoGP pertama kali digelar di Mandalika empat tahun lalu, PLN tak sekalipun gagal menjaga pasokan listrik. Setiap tahun, tekanan dan tantangan bertambah, tapi jaringan listrik tak pernah menyerah hingga garis finis.
Dari ruang kendali di dekat paddock, lampu-lampu indikator berkedip pelan, seolah ikut bernafas bersama ritme balapan. Sri Heny Purwanti, General Manager PLN Unit Induk Wilayah Nusa Tenggara Barat bersama timnya menatap layar monitor yang menampilkan grafik beban listrik secara real-time.
“Setiap petugas sudah tahu persis apa yang harus dilakukan,” katanya. “Sinergi antartim menjadi kunci. Tahun ini lagi-lagi berjalan tanpa gangguan. Kami bersyukur,” kata Heny.
Di atas kertas, data teknisnya memang meyakinkan. Kapasitas pembangkit Lombok pada 5 Oktober 2025 mencapai 401 megawatt (MW), sementara beban puncak di hari balapan utama hanya 284,7 MW. Artinya, sistem masih punya cadangan daya lebih dari cukup. Di area sirkuit sendiri, beban listrik meningkat menjadi 2.925 kVA, naik 5 persen dibanding tahun lalu—terutama di area VIP Deluxe, Paddock, dan Main Pit Building.
PLN menyiapkan sistem pengamanan berlapis, dengan dua penyulang paralel dan satu penyulang cadangan yang bisa otomatis berpindah jaringan lewat Automatic Change Over Switch (ACOS).
Kalau satu jalur terganggu, listrik otomatis dialirkan dari gardu induk lain. Di balik layar, 529 personel PLN siaga di 15 titik, berkoordinasi lewat jalur komunikasi terintegrasi. Mereka membawa cadangan: enam genset mobile, 17 UPS, dan 56 panel backup. Semua disiapkan, semua berjaga.
“Saya Jauh Lebih Nyaman di Sini”
Testimoni ketangguhan daya PLN datang juga dari Eudald Vila, Manajer Electrical Engineer Dorna Sports, promotor resmi MotoGP. “Sistem listrik di Mandalika luar biasa. Di sirkuit lain belum tentu seaman ini. Saya jauh lebih nyaman di sini,” katanya.
Sebab bagi mereka, keandalan listrik bukan hal sepele. Satu kedipan saja bisa berarti hilangnya data telemetri jutaan dolar, atau terhentinya siaran langsung ke seluruh dunia.
Bagi penyelenggara, jaminan listrik tak sekadar teknis. Ia soal nyali dan reputasi.
“Tanpa listrik yang pasti dan anti kedip, kami tak bisa melaksanakan balap,” kata Priandhi Satria, General Manager Mandalika Grand Prix Association (MGPA).
Menurutnya, PLN dengan sistem pengamanan berlapis membuat penyelenggara menjadi lebih nyaman. Sebab jika terjadi gangguan pada daya utama, secara otomatis akan berpindah jaringan ke sistem cadangannya.
Saat bendera finish dikibarkan dan suara mesin mulai mereda, para petugas PLN di ruang kendali saling menatap lega. Tak ada gangguan, tak ada alarm menyala. Mereka bekerja dalam senyap, tapi hasilnya terang benderang: MotoGP Mandalika 2025 sukses tanpa padam.
Di luar, matahari mulai turun ke barat. Listrik tetap menyala untuk menjaga daya dan menjaga reputasi listrik tak pernah berkedip di Mandalika.(ris)