Praya (globalfmlombok.com) – Sejak beberapa pekan terakhir kawasan pantai yang ada di kawasan The Mandalika mendapat kiriman sampah dari laut. Menyusul adanya perubahan siklus arus laut dan arah angin barat. Didominasi sampah plastik serta styroform dengan kawasan Pantai Tanjung A’an yang paling terdampak kiriman sampah laut.
Upaya pembersihan pun dilakukan InJourney Tourism Development Corporation (ITDC) selaku pengelola kawasan The Mandalika sejak pertengahan bulan Oktober 2025 kemarin. Dengan mengerahkan petugas kebersihan kawasan The Mandalika, staf hingga masyarakat sekitar kawasan. Dari kegiatan pembersihan yang dilakukan, sejauh ini total sudah 7,2 ton lebih sampah yang berhasil ditangani.
“ITDC mencatat total 7,2 ton sampah telah dikumpulkan dari area pesisir dan akses jalan menuju pantai. Sebagian besar sampah berupa plastik dan limbah non-organik yang terbawa arus laut,” ungkap PGS. General Manager The Mandalika Agus Setiawan, dalam keterangannya, Selasa, 4 November 2025.
Dikatakannya, memasuki musim hujan seperti sekarang ini arus laut selatan cenderung membawa material sampah dari wilayah lain ke pesisir kawasan The Mandalika. Upaya pembersihan pun dilakukan hampir setiap hari. Tidak hanya dengan melibatkan pegawai ITDC saja, tetapi juga melibatkan masyarakat lokal.
Langkah tersebut dilakukan untuk memastikan kawasan The Mandalika, terutama area pantainya tetap bersih, aman, dan nyaman bagi pengunjung. “Keterlibatan masyarakat sekitar dalam hal ini sangat penting. Karena kami percaya pengelolaan destinasi berkelanjutan tidak hanya soal menjaga kebersihan, tetapi juga membangun kolaborasi dengan masyarakat, sebagai mitra yang menjaga wajah kawasan wisata,” imbuhnya.
Dalam hal ini pihaknya juga mengingatkan kepada masyarakat di sekitar kawasan The Mandalika untuk tetap waspada mengantisipasi dampak perubahan cuaca. Pasalnya, menurut data Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) wilayah NTB sudah mulai memasuki awal musim hujan. Terhitung mulai akhir Oktober hingga awal November ini.
Salah satunya ditandai dengan pergeseran angin dan peningkatan gelombang laut. Termasuk menjadi salah satu faktor yang menyebabkan tingginya volume sampah kiriman di kawasan pesisir selatan Pulau Lombok. (kir)


