Mataram (globalfmlombok.com)-
Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) kembali menunjukkan perannya sebagai salah satu sentra pangan nasional. Puluhan ribu ton beras dan jagung hasil serapan dari petani di daerah dikirim ke sejumlah provinsi yang mengalami defisit pangan, seperti Nusa Tenggara Timur (NTT), Bali, Jawa Timur, dan Jawa Tengah.
Pengiriman lintas wilayah atau mobilisasi nasional (movenas) tersebut dilakukan oleh Perum Bulog Kantor Wilayah NTB atas instruksi pusat. Langkah ini merupakan bagian dari upaya memperkuat ketersediaan pasokan pangan nasional sekaligus pemerataan cadangan beras dan jagung antarprovinsi.
Kepala Perum Bulog Kanwil NTB, Mara Kamin Siregar, mengatakan NTB memiliki stok beras dan jagung yang cukup besar hasil dari serapan sepanjang 2025. Karena itu, sebagian dari stok tersebut disalurkan ke daerah lain yang tengah mengalami kekurangan pasokan.
“NTB memiliki cadangan beras dan jagung berlebih sehingga mampu membantu daerah lain yang kekurangan. Movenas ini merupakan kebijakan nasional untuk menjaga keseimbangan pasokan pangan,” ujar Mara di Mataram, Senin (3/11/2025).
Menurutnya, hingga saat ini Bulog NTB telah mengirim 19.400 ton beras ke Kantor Wilayah Bulog NTT sepanjang tahun 2025. Pengiriman juga dilakukan ke provinsi lain, seperti Bali yang telah menerima sekitar 4.500 ton beras, dengan kemungkinan jumlahnya bertambah seiring meningkatnya kebutuhan bantuan pangan.
Selain beras, Bulog NTB juga menyalurkan 20.200 ton jagung ke wilayah Jawa Timur dan Jawa Tengah. Komoditas tersebut digunakan untuk memenuhi kebutuhan pakan ternak serta industri pengolahan pangan di kedua daerah tersebut.
Mara memastikan bahwa pengiriman beras dan jagung lintas wilayah tidak memengaruhi ketersediaan stok di NTB.
“Ketersediaan beras di NTB tetap aman untuk enam bulan ke depan. Pengiriman ini sudah memperhitungkan kebutuhan dalam daerah,” tegasnya.
Ia menjelaskan, langkah distribusi lintas provinsi juga dilakukan untuk menjaga kualitas beras hasil serapan agar tidak terlalu lama disimpan di gudang. Pergeseran stok secara berkala membantu mencegah penurunan mutu beras dan mempercepat perputaran pasokan.
“Kita berharap permintaan pasokan tidak menumpuk di akhir tahun karena berpotensi terkendala cuaca ekstrem atau keterbatasan armada laut,” katanya.
Sejak awal tahun, NTB menjadi salah satu provinsi yang aktif mendukung pemerataan pangan nasional. Selain NTT dan Bali, pada periode sebelumnya NTB juga pernah mengirimkan pasokan beras hingga ke Maluku dan Sumatra.
Mara menegaskan, posisi NTB sebagai sentra pangan strategis akan terus dipertahankan melalui peningkatan produksi, penguatan mitra petani, dan penyerapan hasil panen yang optimal.
“NTB adalah daerah penyangga pangan bagi wilayah sekitarnya. Melalui movenas ini, kami ikut menjaga stabilitas pangan nasional,” ujarnya.
Dengan stok yang tetap terjaga dan distribusi yang berjalan lancar, NTB diharapkan terus menjadi salah satu daerah penopang utama ketahanan pangan di kawasan timur Indonesia.(r)


