Mataram (globalfmlombok.com) – Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Mataram, telah mengidentifikasi bahwa empat kecamatan rawan kekurangan air. Siklus alam serta topografi wilayah dinilai jadi penyebabnya.
Pelaksana tugas (Plt) Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Mataram, Ahmad Muzaki menjelaskan, peralihan musim dari hujan ke kemarau berpotensi terjadinya kekurangan air. Empat wilayah sangat rawan yakni, Kecamatan Sandubaya, Kecamatan Sekarbela, Kecamatan Selaparang, dan Kecamatan Ampenan. “Potensi kebencanaan di musim kemarau ini limit air bersih,” kata Muzaki dikonfirmasi pada, Senin, 1 September 2025.
Kondisi ini terjadi diakibatkan siklus pergantian musim. Kedua, topografi daerah. Ia mencontohkan kawasan pesisir Pantai Ampenan berada di hilir, sehingga debit air kurang.
Pihaknya mengantisipasi dengan mendistribusikan air bersih. Ia menyadari kebutuhan air di beberapa wilayah berbeda-beda. Skemanya didata bersama kepala lingkungan dan kelurahan, sebelum distribusi. “Jadi ada data kawasan mana lebih banyak membutuhkan kemudian didistribusikan,” pungkasnya.
Pihaknya tidak bisa mengcover keseluruhan wilayah untuk pendistribusian air bersih. Oleh karena itu, ia bekerjasama dengan PT. Air Minum Giri Menang atau perusahaan lain yang menyediakan air bersih.
Jack sapaan akrabnya menyebutkan, kawasan padat penduduk seperti Dasan Agung dan Bintaro, paling rawan limit air saat musim kemarau. “Beberapa keluhan dari masyarakat sudah kita terima via aplikasi percakapan maupun dari kelurahan,” pungkasnya.
Bagaimana suplai air untuk lahan pertanian. Pemenuhan pasokan air di lahan pertanian kata Jack, Dinas Pertanian Kota Mataram membuat sumur bor. Sumur bor telah dibangun di beberapa titik, sehingga menjadi solusi jangka panjang bagi petani. (cem)


