Mataram (Global FM Lombok)- Berdasarkan data dari Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi NTB, jumlah produksi jagung petani yang belum terserap di daerah ini sekitar100 ribu ton. Hal ini merupakan dampak dari penyebaran Virus Corona. Di mana permintaan masyarakat terhadap komoditas jagung sangat rendah.
Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi NTB, H. Husnul Fauzi mengatakan, saat ini permintaan konsumen terhadap daging ayam menurun. Sehingga berdampak pula pada minimnya serapan jagung untuk pabrik pakan ternak. Karena selama ini, salah satu konsumen jagung yaitu para peternak ayam.
“Itu masih ada 100 ribuan ton ( yang belum terserap). Jadi dari 600 ribuan ton produk jagung seperti yang pernah saya sampaikan itu, tinggal 100 ton,”Husnul Fauzi, Rabu (6/4)
Husnul Fauzi mengatakan, dari segi harga masih mengikuti Harga Pembelian Pemerintah (HPP), yaitu Rp. 3.150 per Kg. Saat ini, rata-rata harga jagung masih berkisar antara Rp. 3.300 – 3.200. Namun, para petani masih menunggu harga yang lebih tinggi seperti tahun lalu yang mencapai Rp 4 ribu per kg. Namun hal tersebut diakuinya cukup sulit mengingat pandemi Covid-19 telah berdampak pada sebagian besar sektor usaha.
Dinas Pertanian dan Perkebunan mengharapkan industrialisasi pakan ternak yang telah disiapkan untuk beroperasi tahun ini dapat segera dimanfaatkan. Dengan begitu, NTB diharapkan tidak perlu tergantung pada daerah lain. Sehingga hasil produksi yang ada bisa langsung diolah.(azm)-
No Comments