Dua Bayi Berusia Empat dan Lima Hari di NTB Dinyatakan Positif Covid-19

Global FM
7 Jul 2020 15:14
3 minutes reading
dr.H. Lalu Hamzi Fikri (Foto @rsudprovinsintb)

Mataram (Global FM Lombok) – Dua orang bayi berusia empat dan lima hari terkonfirmasi positif virus Corona atau Covid-19 di NTB. Saat ini kedua bayi tersebut sedang mendapatkan perawatan intensif di RSUP NTB. Bayi-bayi itu diprediksi tertular oleh ibunya.

Hal itu dikatakan Direktur Utama RSUP NTB, dr. H. Lalu Hamzi Fikri kepada media Selasa (7/7) di Mataram. Ia mengatakan, dua bayi yang positif tersebut berasal dari Kota Mataram dan Kabupaten Lombok Barat. Gejala yang dialami bayi asal Kota Mataram yaitu sesak nafas berat dan saat ini sudah berada di ruang isolasi.

“Jadi kemarin, bayi kami terima ada yang empat hari lahir 2 Juli. Lahirnya spontan. Jenis kelamin perempuan. Dia memang mengalami asfiksia berat sesak nafas. Kita masukkan ruang isolasi bersama  ibunya pada tanggal 2 Juli 2020 dan status dari bayi tersebut terkonfirmasi positif. Ibunya juga PDP terkonfirmasi positif. Bayi positif dan ibu positif,”ujarnya.

Sedangkan gejala yang dialami bayi asal Kabupaten Lombok Barat tersebut sesak nafas serta pneumonia dan saat ini sedang dirawat di ruang NICU atau ruang perawatan intensif. Status positif Covid-19 yang dialami dua bayi tersebut berdasarkan hasil swab tes yang dilakukan oleh pihak rumah sakit.

“Bayi kedua umur tiga hari. Lahir 3 Juli 2020 dengan jenis kelamin perempuan juga. Dengan asfiksia berat dan pneumonia di situ. Ini dari Lombok Barat. Tadi yang pertama dari Kota Mataram. Bayi yang kedua ini saat ini kita rawat di ruang NICU, ruang intensif. Ini kondisinya swab bayi hasilnya kita terima 4 Juli konfirmasi positif swab ibunya juga positif,”katanya

Dengan kasus yang terjadi kata dr. Fikri, pihak rumah sakit melakukan kajian mendalam. Dimana, kasus penularan Covid-19 pada bayi dan ibunya dinilai merupakan transmisi vertikal. Artinya, penularan yang terjadi dari ibu kepada anak yang dilahirkan.

“Ini sebenarnya kita perdalam lagi. Ada mengarah ke namanya transmisi vertital. Tapi ini dokter spesialis anak yang akan banyak komentar. Ini baru kita dapat data awal ya, tapi ini perlu didalami lagi perlu penelitian lebih lanjut. Ada proses pemeriksaan yang perlu ditambah. Tapi kecurigaan kita ke transmisi vertikal,”ungkapnya.

Untuk memastikan apakah termasuk transmisi vertikal atau tidak, maka diperlukan kajian lebih jauh lagi terutama oleh dokter spesialis anak. Menurutnya, kondisi yang terjadi pada dua bayi asal Kota Mataram dan Kabupetan Lombok Barat tersebut cukup jarang ditemukan dan ini merupakan kasus baru di NTB.

“Kalau dibilang ini temuan baru, ini memang jarang kita temukan,”kata. Kalau sekarang kan tambah satu hari lagi usianya. Ini kan data kemarin,”ujarnya.(azm)-

No Comments

Leave a Reply